Ucapan rasa syukur kepada Allah di ungkapkan dengan mengucap Alhamdulillah pada saat kita menerima kebaikan. Karena inilah bentuk berserah diri kepada Allah tabaraka wa ta'ala. Dan ucapan Alhamdulillah itu juga disyaratkan untuk diucapkan pada saat saat tertentu. Sebagaimana para ulama berkata disunahkan mengucapkan Alhamdulillah pada:
Saat mendapat nikmat atau terhindar dari keburukan
Disunnahkan memuji Allah Ta’ala di saat memperoleh kenikmatan atau terhindar dari sesuatu yang dibenci. Sama saja, apakah hal tersebut terjadi pada diri sendiri atau terjadi pada orang lain, yakni kaum muslimin secara umum
Di dalam shahih Muslim terdapat riwayat dari Abu Hurairah RA bahwa
إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِهِ بِإِيلِيَاءَ بِقَدَحَيْنِ مِنْ خَمْرٍ وَلَبَنٍ فَنَظَرَ إِلَيْهِمَا فَأَخَذَ اللَّبَنَ فَقَالَ لَهُ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَاكَ لِلْفِطْرَةِ لَوْ أَخَذْتَ الْخَمْرَ غَوَتْ أُمَّتُكَ
“Pada malam Isra’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditawari dua gelas minuman, yang satu berisi arak dan lainnya berisi susu, lantas beliau melihat keduanya. Kemudian beliau mengambiil gelas yang berisi susu, lalu malaikat Jibril berkata kepada Nabi, “Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkanmu kepada fithrah. Sandainya engkau mengambil arak, niscaya umatmu akan sesat.” (HR. Bukhari (4709) dan Muslim (168))
Qadah adalah gelas kecil. Dibawakan dua gelas khamar dan susu, yakni disuruh untuk memilih di antara keduanya, maka Allah memberinya ilham untuk memilih susu itu. Fithrah ialah jalan yang lurus dan manhaj yang selamat yang diridhai Allah subhanahu wata’ala bagi para hamba-Nya, yaitu Islam. Dan susu dijadikan sebagai tanda untuk hal itu, karena eksistensinya yang baik lagi mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. Berbeda halnya dengan khamar yang buruk lagi mendatangkan berbagai keburukan.
“Maha Suci Engkau, ya Allah, aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Ashhaabus Sunan dan lihat Shahih At-Tirmidzi 3/153. Dari Aisyah Radhiallahu’anha, dia berkata: “Setiap Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam duduk di suatu tempat, setiap membaca Al-Qur’an dan setiap melakukan shalat, beliau mengakhirinya dengan beberapa kalimat.” Aisyah Radhiallahu’anha berkata: Aku berkata: “Wahai Rasululllah! Aku melihat engkau setiap duduk di suatu majelis, membaca Al-Qur’an atau melakukan shalat, engkau selalu mengakhiri dengan beberapa kalimat itu.” Beliau bersabda: “Ya, barangsiapa yang berkata baik akan distempel pada kebaikan itu (pahala bacaan kalimat tersebut), barangsiapa yang berkata jelek, maka kalimat tersebut merupakan penghapusnya. (Kalimat itu adalah: Subhaanaka wa bihamdika laa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik).” HR. An-Nasa’i dalam kitab ‘Amalul Yaum wal Lailah, hal. 308. Imam Ahmad 6/77. Dr. Faruq Hamadah menyatakan, hadits tersebut shahih dalam Tahqiq ‘Amalul Yaum wal Lailah, karya An-Nasa’i hal. 273.)
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بـِ (اْلحَمْدُ لله) فَهُوَ أَقْطَعُ.
"Segala perkara penting yang tidak diawali dengan hamdalah, maka perkara tersebut terputus." (Hadits Dhaif: Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, no. 26674; Ahmad, 2/359; Ibnu Majah, Kitab an-Nikah, dan Bab Khuthbah an-Nikah, 1/610, no. 1894; Abu Dawud, Kitab al-Adab, Bab al-Hady fi al-Kalam, 2/677, no. 4840; an-Nasa'i dalam al-Yaum wa al-Lailah, no. 498; Ibnu Hibban, no. 1 dan 2; ad-Daruquthni 1/229; dan al-Baihaqi 3/208: dari berbagai jalur, dari al-Auza'i, dari Qurrah bin Abdurrahman, dari az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dengan hadits di atas).
Dalam riwayat lain,
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيهِ بـِ (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ) فَهُوَ أَقْطَعُ
"Setiap perkara penting yang tidak didahului dengan Bismillahirrahmanirrahim, maka perkara itu terputus."
Arti "ذِي بَالٍ", ialah memiliki keadaan yang diperhatikan (penting). Arti أَقْطَعُ (terputus) ialah kurang dan sedikit keberkahan, dan أَجْذَمُ semakna dengannya.
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَإِذَا قَالَ لَهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَلْيَقُلْ يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
“Ababila salah seorang dari kalian bersin, hendaknya dia mengucapkan, “alhamdulillah” sedangkan saudaranya atau temannya hendaklah mengucapkan, “yarhamukallah (Semoga Allah merahmatimu). Jika saudaranya berkata ‘yarhamukallah’ maka hendaknya dia berkata, “yahdikumullah wa yushlih baalakum (Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki hatimu).” (HR. Bukhari no. 6224 dan Muslim no. 5033)
Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu anhu, beliau berkata bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللَّهَ فَشَمِّتُوهُ فَإِنْ لَمْ يَحْمَدْ اللَّهَ فَلَا تُشَمِّتُوهُ
“Bila salah seorang dari kalian bersin lalu memuji Allah maka tasymitlah dia. Tapi bila dia tidak memuji Allah, maka jangan kamu tasymit dia.” (HR. Muslim no. 2992). Tasymit adalah mengucapkan ‘yarhamukallah’.
أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bangun tidur beliau membaca: Alhamdulillah alladzi ahyaanaa ba’damaa amaatanaa wailaihinnusyuur“ (Segala puji paji Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan hanya kepada-Nya (kami) dikumpulkan,”) (HR. Bukhari 6312, Muslim 2711, dan yang lainnya)
وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“dan penutup doa mereka ialah: "Alhamdulilaahi Rabbil 'aalamin" (QS. Yunus {10} : 10)
إِذَا ماتَ ولدُ العَبْدِ ، قالَ اللهُ لمَلَائِكَتِهِ : قَبَضْتُمْ وَلَدَ عَبْدِي ؟ فَيَقُولُونَ : نَعَمْ . فَيَقُولُ: قَبَضْتُم ثَمَرَةَ فُؤَادِهِ ؟ فَيَقُولُونَ : نَعَمْ . فَيَقُولُ : مَاْذَا قالَ عَبْدِيْ ؟ فَيَقُولُونَ : حَمِدَكَ وَاسْتَرْجَعَ . فَيَقُولُ اللّهُ : ابْنُوا لِعَبْدِيْ بَيْتًا فِيْ الجَنَّةِ وَسَمُّوهُ بيتَ الحَمْدِ
“Apabila anak seorang hamba meninggal dunia, maka Allah bertanya kepada malaikat, ‘Apakah kalian mencabut nyawa anak hamba-Ku?‘ Mereka menjawab, ‘Ya’. Allah bertanya lagi, ‘Apakah kalian mencabut nyawa buah hatinya?‘ Mereka menjawab, ‘Ya’. Allah bertanya lagi, ‘Apa yang diucapkan hamba-Ku?‘ Malaikat menjawab, ‘Dia memuji-Mu dan mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raajiun‘. Kemudian Allah berfirman, ‘Bangunkan untuk hamba-Ku satu rumah di surga. Beri nama rumah itu dengan Baitul Hamdi (rumah pujian)‘.” (HR. Tirmidzi dan dihasankan Al-Albani)
Istirja' ialah mengucapkan: إِنَّا للهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya-lah kami akan kembali).
Dalam riwayat yang lain, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَمُوتُ لِمُسْلِمٍ ثَلاَثَةٌ مِنَ الْوَلَدِ فَيَلِجُ النَّارَ إِلاَّ تَحِلَّةَ الْقَسَمِ
“Jika ada seorang muslim yang tiga anaknya meninggal, maka dia tidak akan masuk neraka. Kecuali karena membenarkan sumpah.” (HR. Muslim)
Yang dimaksud “membenarkan sumpah”: membenarkan firman Allah di surat Maryam:
وَإِن مِّنكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا
“Tidak ada satupun diantara kalian, kecuali dia akan melintasi neraka.” (QS. Maryam {19} : 71)
Dalam riwayat yang lain dinyatakan,
لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ
“Selama anak itu belum baligh.” (HR. Al-Bukhari)
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنَ النَّاسِ مِنْ مُسْلِمٍ يُتَوَفَّى لَهُ ثَلاَثٌ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ ، إِلاَّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ إِيَّاهُمْ
“Tidaklah seorang muslim yang ditinggal mati oleh tiga anaknya, yang belum baligh, kecuali Allah akan memasukkannya ke dalam surga dengan rahmat yang Allah berikan kepadanya.” (HR. Bukhari)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ مَاتَ لَهُ ثَلاَثَةٌ مِنَ الْوَلَدِ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ كَانَ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ ، أَوْ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Siapa yang ditinggal mati tiga anaknya yang belum baligh, maka anak itu akan menjadi hijab (tameng) baginya dari neraka, atau dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari)
Saat mendapat nikmat atau terhindar dari keburukan
Disunnahkan memuji Allah Ta’ala di saat memperoleh kenikmatan atau terhindar dari sesuatu yang dibenci. Sama saja, apakah hal tersebut terjadi pada diri sendiri atau terjadi pada orang lain, yakni kaum muslimin secara umumDi dalam shahih Muslim terdapat riwayat dari Abu Hurairah RA bahwa
إِنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهم عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُتِيَ لَيْلَةَ أُسْرِيَ بِهِ بِإِيلِيَاءَ بِقَدَحَيْنِ مِنْ خَمْرٍ وَلَبَنٍ فَنَظَرَ إِلَيْهِمَا فَأَخَذَ اللَّبَنَ فَقَالَ لَهُ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَاكَ لِلْفِطْرَةِ لَوْ أَخَذْتَ الْخَمْرَ غَوَتْ أُمَّتُكَ
“Pada malam Isra’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditawari dua gelas minuman, yang satu berisi arak dan lainnya berisi susu, lantas beliau melihat keduanya. Kemudian beliau mengambiil gelas yang berisi susu, lalu malaikat Jibril berkata kepada Nabi, “Segala puji bagi Allah yang telah menunjukkanmu kepada fithrah. Sandainya engkau mengambil arak, niscaya umatmu akan sesat.” (HR. Bukhari (4709) dan Muslim (168))
Qadah adalah gelas kecil. Dibawakan dua gelas khamar dan susu, yakni disuruh untuk memilih di antara keduanya, maka Allah memberinya ilham untuk memilih susu itu. Fithrah ialah jalan yang lurus dan manhaj yang selamat yang diridhai Allah subhanahu wata’ala bagi para hamba-Nya, yaitu Islam. Dan susu dijadikan sebagai tanda untuk hal itu, karena eksistensinya yang baik lagi mudah ditelan bagi orang-orang yang meminumnya. Berbeda halnya dengan khamar yang buruk lagi mendatangkan berbagai keburukan.
baca juga:
Selalu Bersyukur Termasuk Golongan Yang Sedikit
Saat mulai mengajar dan belajar
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ“Maha Suci Engkau, ya Allah, aku memuji-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertaubat kepada-Mu.” (HR. Ashhaabus Sunan dan lihat Shahih At-Tirmidzi 3/153. Dari Aisyah Radhiallahu’anha, dia berkata: “Setiap Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam duduk di suatu tempat, setiap membaca Al-Qur’an dan setiap melakukan shalat, beliau mengakhirinya dengan beberapa kalimat.” Aisyah Radhiallahu’anha berkata: Aku berkata: “Wahai Rasululllah! Aku melihat engkau setiap duduk di suatu majelis, membaca Al-Qur’an atau melakukan shalat, engkau selalu mengakhiri dengan beberapa kalimat itu.” Beliau bersabda: “Ya, barangsiapa yang berkata baik akan distempel pada kebaikan itu (pahala bacaan kalimat tersebut), barangsiapa yang berkata jelek, maka kalimat tersebut merupakan penghapusnya. (Kalimat itu adalah: Subhaanaka wa bihamdika laa ilaaha illaa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik).” HR. An-Nasa’i dalam kitab ‘Amalul Yaum wal Lailah, hal. 308. Imam Ahmad 6/77. Dr. Faruq Hamadah menyatakan, hadits tersebut shahih dalam Tahqiq ‘Amalul Yaum wal Lailah, karya An-Nasa’i hal. 273.)
baca juga:
Menuntut ilmu adalah kewajiban semua muslim
Saat memulai khutbah atau ceramah
Menurut ulama golongan Syafe’iyyah dan Hanabilah memuji Allah (hamdalah) itu rukun dalam setiap khutbah. Tidak sah khutbah tanpa membacanya, paling kurang sekedar membaca Alhamdulillah saja. Yang paling afdhal hendaklah ditambah dengan kalimat-kalimat puji dan sanjungan dengan sebaik-baiknya, sebagaimana tercantum dalam kitab-kitab fiqih. Sementara ulama golongan Hanafiyyah dan Malikiyyah memandangnya sebagai salah satu dari sunat-sunat khutbah.Saat hendak mengawali setiap pekerjaan penting.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda,كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيْهِ بـِ (اْلحَمْدُ لله) فَهُوَ أَقْطَعُ.
"Segala perkara penting yang tidak diawali dengan hamdalah, maka perkara tersebut terputus." (Hadits Dhaif: Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, no. 26674; Ahmad, 2/359; Ibnu Majah, Kitab an-Nikah, dan Bab Khuthbah an-Nikah, 1/610, no. 1894; Abu Dawud, Kitab al-Adab, Bab al-Hady fi al-Kalam, 2/677, no. 4840; an-Nasa'i dalam al-Yaum wa al-Lailah, no. 498; Ibnu Hibban, no. 1 dan 2; ad-Daruquthni 1/229; dan al-Baihaqi 3/208: dari berbagai jalur, dari al-Auza'i, dari Qurrah bin Abdurrahman, dari az-Zuhri, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dengan hadits di atas).
Dalam riwayat lain,
كُلُّ أَمْرٍ ذِيْ بَالٍ لاَ يُبْدَأُ فِيهِ بـِ (بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ) فَهُوَ أَقْطَعُ
"Setiap perkara penting yang tidak didahului dengan Bismillahirrahmanirrahim, maka perkara itu terputus."
Arti "ذِي بَالٍ", ialah memiliki keadaan yang diperhatikan (penting). Arti أَقْطَعُ (terputus) ialah kurang dan sedikit keberkahan, dan أَجْذَمُ semakna dengannya.
Setelah selesai makan dan minum
Bersyukur kepada Allah Ta’ala setelah makanTerdapat banyak cara bersyukur atas kenikmatan yang Allah Ta’ala berikan kepada kita, salah satunya dengan lisan kita selalu memuji Allah Ta’ala setelah makan (berdoa setelah makan). Salah satu doa setelah makan yaitu, “alhamdulillaahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiihi ghaira makfiyyin walaa muwadda’in walaa mustaghnan ‘anhu rabbanaa.”(Segala puji bagi Allah dengan puja-puji yang banyak dan penuh berkah, meski bukanlah puja-puji yang memadai dan mencukupi dan meski tidak dibutuhkan oleh Rabb kita.”) (HR. Bukhari)baca juga:
Fakta Ilmiah Larangan Makan Minum Sambil Berdiri
Ketika Bersin
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَلْيَقُلْ لَهُ أَخُوهُ أَوْ صَاحِبُهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَإِذَا قَالَ لَهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ فَلْيَقُلْ يَهْدِيكُمُ اللَّهُ وَيُصْلِحُ بَالَكُمْ
“Ababila salah seorang dari kalian bersin, hendaknya dia mengucapkan, “alhamdulillah” sedangkan saudaranya atau temannya hendaklah mengucapkan, “yarhamukallah (Semoga Allah merahmatimu). Jika saudaranya berkata ‘yarhamukallah’ maka hendaknya dia berkata, “yahdikumullah wa yushlih baalakum (Semoga Allah memberimu petunjuk dan memperbaiki hatimu).” (HR. Bukhari no. 6224 dan Muslim no. 5033)
Dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiallahu anhu, beliau berkata bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللَّهَ فَشَمِّتُوهُ فَإِنْ لَمْ يَحْمَدْ اللَّهَ فَلَا تُشَمِّتُوهُ
“Bila salah seorang dari kalian bersin lalu memuji Allah maka tasymitlah dia. Tapi bila dia tidak memuji Allah, maka jangan kamu tasymit dia.” (HR. Muslim no. 2992). Tasymit adalah mengucapkan ‘yarhamukallah’.
Bangun tidur
DariHudzaifah bin al-Yaman dan al-Barra bin Azib. Kedua sahabat ini menceritakan doa yang biasa dibaca Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika hendak tidur dan bangun tidur,أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ إِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ: الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِى أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bangun tidur beliau membaca: Alhamdulillah alladzi ahyaanaa ba’damaa amaatanaa wailaihinnusyuur“ (Segala puji paji Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami dan hanya kepada-Nya (kami) dikumpulkan,”) (HR. Bukhari 6312, Muslim 2711, dan yang lainnya)
baca juga:
Doa Pagi Hari Dalam Islam Sesuai Hadist
Setiap selesai suatu urusan atau pekerjaan, berhasil atau tidak berhasilnya pekerjaan tersebut.
“Siapa yang bersyukur kepadaKu, maka Aku tambah nikmatKu atasnya, dan siapa mengingkari nikmatKu, maka sesungguhnya azabKu sangat pedih”. (QS. Ibrahim: 7)Menutup doa dengan ucapan.
وَآخِرُ دَعْوَاهُمْ أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“dan penutup doa mereka ialah: "Alhamdulilaahi Rabbil 'aalamin" (QS. Yunus {10} : 10)
Ketika dicobai dengan suatu musibah,
seperti kematian anak, Allah akan membalasinya dengan karunia yang tiada ternilai sebagaimana hadis Qudsi dari Abu Musa al-Asy’ari, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,إِذَا ماتَ ولدُ العَبْدِ ، قالَ اللهُ لمَلَائِكَتِهِ : قَبَضْتُمْ وَلَدَ عَبْدِي ؟ فَيَقُولُونَ : نَعَمْ . فَيَقُولُ: قَبَضْتُم ثَمَرَةَ فُؤَادِهِ ؟ فَيَقُولُونَ : نَعَمْ . فَيَقُولُ : مَاْذَا قالَ عَبْدِيْ ؟ فَيَقُولُونَ : حَمِدَكَ وَاسْتَرْجَعَ . فَيَقُولُ اللّهُ : ابْنُوا لِعَبْدِيْ بَيْتًا فِيْ الجَنَّةِ وَسَمُّوهُ بيتَ الحَمْدِ
“Apabila anak seorang hamba meninggal dunia, maka Allah bertanya kepada malaikat, ‘Apakah kalian mencabut nyawa anak hamba-Ku?‘ Mereka menjawab, ‘Ya’. Allah bertanya lagi, ‘Apakah kalian mencabut nyawa buah hatinya?‘ Mereka menjawab, ‘Ya’. Allah bertanya lagi, ‘Apa yang diucapkan hamba-Ku?‘ Malaikat menjawab, ‘Dia memuji-Mu dan mengucapkan inna lillahi wa inna ilaihi raajiun‘. Kemudian Allah berfirman, ‘Bangunkan untuk hamba-Ku satu rumah di surga. Beri nama rumah itu dengan Baitul Hamdi (rumah pujian)‘.” (HR. Tirmidzi dan dihasankan Al-Albani)
Istirja' ialah mengucapkan: إِنَّا للهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepadaNya-lah kami akan kembali).
Dalam riwayat yang lain, dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَمُوتُ لِمُسْلِمٍ ثَلاَثَةٌ مِنَ الْوَلَدِ فَيَلِجُ النَّارَ إِلاَّ تَحِلَّةَ الْقَسَمِ
“Jika ada seorang muslim yang tiga anaknya meninggal, maka dia tidak akan masuk neraka. Kecuali karena membenarkan sumpah.” (HR. Muslim)
Yang dimaksud “membenarkan sumpah”: membenarkan firman Allah di surat Maryam:
وَإِن مِّنكُمْ إِلَّا وَارِدُهَا
“Tidak ada satupun diantara kalian, kecuali dia akan melintasi neraka.” (QS. Maryam {19} : 71)
Dalam riwayat yang lain dinyatakan,
لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ
“Selama anak itu belum baligh.” (HR. Al-Bukhari)
Dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنَ النَّاسِ مِنْ مُسْلِمٍ يُتَوَفَّى لَهُ ثَلاَثٌ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ ، إِلاَّ أَدْخَلَهُ اللَّهُ الْجَنَّةَ بِفَضْلِ رَحْمَتِهِ إِيَّاهُمْ
“Tidaklah seorang muslim yang ditinggal mati oleh tiga anaknya, yang belum baligh, kecuali Allah akan memasukkannya ke dalam surga dengan rahmat yang Allah berikan kepadanya.” (HR. Bukhari)
baca juga:
Musibah sebagai salah satu penghapus dosa
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ مَاتَ لَهُ ثَلاَثَةٌ مِنَ الْوَلَدِ لَمْ يَبْلُغُوا الْحِنْثَ كَانَ لَهُ حِجَابًا مِنَ النَّارِ ، أَوْ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Siapa yang ditinggal mati tiga anaknya yang belum baligh, maka anak itu akan menjadi hijab (tameng) baginya dari neraka, atau dia akan masuk surga.” (HR. Bukhari)
Baca juga:
Berbagai Doa Dan Ucapan Syukur Nikmat kepada Allah
Kunjungi Konsultasi Ruqyah Gratiss via whatsapp, rahasia dari ruqyah syar'iyyah dan temukan berbagai kasus ruqyah yang berhasil di sembuhkan di artikel Pertanyaan dan Jawaban Seputar Ruqyah Syariyyah <---- Klik , siapa tau ada yang sesuai dengan kondisi yang anda alami. Kunci rangkaian penyembuhan untuk mengatasi berbagai gangguan baik penyakit fisik atau penyakit hati (non-medis) serta berbagai gangguan ghaib. Atau silahkan langsung kunjungi halaman Cara dan Aturan Konsultasi Ruqyah Syariyyah Athallah <--- Klik
Untuk testimoni semua sahabat muslim yang sudah berhasil mengatasi gangguan yang dialami dengan ruqyah mandiri silahkan klik Testimonial. Disertai screen capture percakapan whatsapp.
"Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam." (QS. Asy-Syu'araa Ayat : 109, QS. Asy-Syu'araa Ayat :127, QS. Asy-Syu'araa Ayat :145, QS. Asy-Syu'araa Ayat :164, QS. Asy-Syu'araa Ayat :180)
Kami juga menyediakan CD Ruqyah (untuk ruqyah rumah/toko) yang berisi audio ruqyah mandiri beserta tutorial ruqyah mandiri dan ruqyah rumah disertai bacaaan surah surah ruqyah dalam arabic, latin dan terjemahan. Disertai juga tutorial dan tuntunan sunnah untuk LGBT, penyakit sihir, penyakit fisik dan susah jodoh dalam bentuk PDF. Praktis bagi anda untuk terapi penyembuhan dengan izin Allah subhanahu wa ta'ala dengan mendengarkan ayat ayat al quran yang berfungsi sebagai penyembuhan dan pembatal sihir serta penghilang gangguan jin dan ain. Untuk pemesanan dan info kunjungi post Mp3 dan CD ruqyah mandiri, Barokallahu fiikum..
- Tutorial Ruqyah Mandiri sebagai penyembuh dan pembersih diri dari gangguan ghaib, penyakit medis dan non medis <----- Klik Jika ingin membaca tutorialnya di web. Untuk ciri ciri terkena gangguan ghaib, gangguan jin, gangguan sihir atau ain bisa di lihat di Tanda atau ciri terkena gangguan jin, gangguan sihir atau penyakit ain
- Tuntunan sunnah untuk benteng diri agar gangguan itu tidak kembali muncul <---- Klik jika ingin membaca nya di web ini.
- Tutorial Ruqyah Rumah agar gangguan yang sudah dipaksa keluar dari badan juga keluar dari rumah tempat tinggal kita <---- Klik jika ingin membaca caranya di web
- Tuntunan sunnah menjadikan rumah dibenci setan dan jin sehingga jika sudah berhasil diusir dengan ruqyah rumah tidak kembali lagi masuk rumah. <---- Klik jika ingin membaca caranya di web ini.
- Memutar audio ruqyah rumah saat munculnya dua tanduk setan yaitu saat matahari terbit dan tenggelam, dimana pada dua waktu ini setan kekuatannya mejadi membesar. <---- Klik jika ingin mendapatkannya di web ini. Sesungguhnya Matahari terbit di antara dua tanduk setan, dan tenggelam di antara dua tanduk setan pula. (HR Abu Dawud dan Muslim)
“Jangan kalian membiarkan anak anak kalian di saat matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam sebab setan berpencar jika matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam,” (HR. Muslim).
Untuk testimoni semua sahabat muslim yang sudah berhasil mengatasi gangguan yang dialami dengan ruqyah mandiri silahkan klik Testimonial. Disertai screen capture percakapan whatsapp.
"Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam." (QS. Asy-Syu'araa Ayat : 109, QS. Asy-Syu'araa Ayat :127, QS. Asy-Syu'araa Ayat :145, QS. Asy-Syu'araa Ayat :164, QS. Asy-Syu'araa Ayat :180)
Kami juga menyediakan CD Ruqyah (untuk ruqyah rumah/toko) yang berisi audio ruqyah mandiri beserta tutorial ruqyah mandiri dan ruqyah rumah disertai bacaaan surah surah ruqyah dalam arabic, latin dan terjemahan. Disertai juga tutorial dan tuntunan sunnah untuk LGBT, penyakit sihir, penyakit fisik dan susah jodoh dalam bentuk PDF. Praktis bagi anda untuk terapi penyembuhan dengan izin Allah subhanahu wa ta'ala dengan mendengarkan ayat ayat al quran yang berfungsi sebagai penyembuhan dan pembatal sihir serta penghilang gangguan jin dan ain. Untuk pemesanan dan info kunjungi post Mp3 dan CD ruqyah mandiri, Barokallahu fiikum..
Info yang rugi jika anda lewatkan
“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk maka adalah baginya pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, yang demikian itu tidak mengurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka adalah atasnya dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, yang demikian itu tidak mengurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka” (HR. Muslim)
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad : 7)
Bagikan di media sosial yang anda ikuti dengan klik di tombol dibawah ini dan raih amal sholeh sebanyak banyak nya... InsyaAllah
Saat Ucap Rasa Syukur Kepada Allah Dengan Alhamdulillah
4/
5
Oleh
Anonim