Jumat, 05 Juni 2015

kebaikan di balik musibah

Setiap kita pasti pernah atau akan mendapatkan musibah. Karena musibah bagian dari ujian dalam kehidupan dunia. Tidak boleh tidak harus dijalani manusia. Salah satu bentuknya adalah kematian atau kehilangan harta benda.
kebaikan di balik musibah




Allah Ta'ala berfirman,

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan." (QS. Al-Anbiya' {21} : 35)

Al-Imam Abu al-Fida' Ibnu Katsir rahimahullah dalam menafsirkan firman Allah Ta'ala,

كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati." (QS. Ali Imran {3} : 185)

berkata: "Allah mengabarkan kepada seluruh makhluk-Nya, tiap-tiap yang berjiwa pasti merasakan mati. Sebagaimana firman Allah Ta'ala,

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ . وَيَبْقَى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلالِ وَالإكْرَامِ
"Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan." (QS, Ar-Rahman {55} : 26-27)

Hanya Allah Ta'ala semata yang Maha hidup, tak akan mati. Sedangkan jin, mereka akan mati. Begitu juga semua Malaikat. Tidak tertinggal mereka para pemikul 'Arsy. Hanya Dia Al-Wahid, Al-Ahad, Al-Qahhar (Allah yang Maha Esa dan Perkasa) yang kekal. Allah lah yang akhir, sebagaimana Dia adalah yang awal."

Tentang "Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya)" beliau berkata: "Kami uji kalian dengan musibah sekali waktu, dan pada saat yang lain dengan nikmat. Untuk kami melihat siapa yang syukur dan siapa yang kufur, siapa yang sabar dan siapa yang berputus asa."

Syaikh Sa'di dalam tafsirnya berkata, "Akan tetapi Allah Ta'ala mengadakan hamba-hamba-Nya di dunia, memerintahkan dan melarang mereka, menguji mereka dengan kebaikan dan keburukan, kaya dan miskin, kemuliaan dan kehinaan, kehidupan dan kematian (semua itu) sebagai fitnah (cobaan) dari Allah Ta'ala untuk Dia menguji mereka siapa di antara mereka yang paling baik amalnya?."

Ujian musibah diberikan kepada hamba beriman untuk kebaikan mereka. Di antaranya untuk menghapuskan dosa-dosa mereka, mengajaknya bersabar sehingga diberi pahala berlipat, dan dengan musibah tersebut seorang hamba mukmin akan semakin tunduk dan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah Ta'ala.

Dari Shuhaib bin Sinan Radhiyallahu 'Anhu, Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:

عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ
"Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Sesungguhnya semau urusannya adalah baik. Hal itu tidak dimiliki kecuali oleh orang mukmin. Jika ia mendapat kenikmatan ia bersyukur, maka itu baik untuknya. Dan jika ditimpa musibah ia bersabar, maka itu juga baik untuknya." (HR. Muslim no. 2999)

Maka saat tertimpa musibah dengan kematian orang tua, anak, atau saudaranya, atau hilang hartanya maka hendaknya seseorang menyadari bahwa semua ini terjadi dengan izin Allah; takdir dan kehendak-Nya. sebagaimana firman Allah Ta'ala,

مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
"Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS. At-Thaghabun {64} : 11)

Ibnu Katsir rahimahullah menjelaskan tentang maksud ayat di atas, "Siapa yang ditimpa musibah lalu ia tahu bahwa itu terjadi dengan qadha dan qadar Allah, kemudian ia sabar, berharap pahala, dan pasrah menerima qadha' Allah; niscaya Allah memberikan hidayah pada hatinya, mengganti dunia yang hilang darinya dengan hidayah di hatinya, yakin dan percaya, dan bisa jadi Allah memberi ganti yang sepadan atau lebih baik daripada yang sudah diambil oleh-Nya."

Semua maksud yang disebutkan Ibnu Katsir ini terdapat dalam doa di atas. Doa penuh berkah yang diajarkan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam sebagai implementasi ayat di atas. Manfaat dan keberkahannya telah dibuktikan oleh Ummul mukminin, Ummu Salamah Radhiyallahu 'Anha. Yakni saat suami tercintanya, Abu Salamah meningga. Ia sangat kehilangan. Karena Abu Salamah adalah suami yang sangat baik kepadanya. Lalu beliau berdoa dengan doa yang telah diajarkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam di atas sambil ia bertanya-tanya, "Adakah laki-laki yang lebih baik dari Abu Salamah?" Setelah berlalu masa 'iddahnya, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam datang kepadanya untuk melamarnya. Maka saat itu dia sangat yakin dengan kedahsyatan doa di atas.

Ummu Salamah Radhiyallahu 'Anha berkata: "Saat Abu Salamah wafat, aku berdoa sebagaimana yang diperintahkan Rasulullah kepadaku, lalu Allah memberi ganti untukku yang lebih baik darinya, yakni Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam." Wallahu Ta'ala A'lam.

Musibah adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan seorang manusia. Melalui musibah, Allah memberi hukuman kepada orang-orang kafir, menegur orang-orang mukmin yang lalai, menghapus dosa dan meninggikan derajat orang-orang mukmin yang shalih.

Saat sebuah musibah menimpa seorang muslim, Islam mengajarkan kepada umatnya untuk bersabar, berdoa, kembali kepada Allah Ta’ala semata dan memperbaiki dirinya. Musibah harus selalu menjadi pelajaran agar keimanan dan kehidupan seorang muslim menjadi lebih baik pada masa-masa sesudahnya.

Saat menghadapi musibah, doa merupakan senjata utama seorang hamba. Melalui doa, seorang hamba berpasrah diri kepada Allah, bersimpuh di hadapan-Nya dan mengharapkan pertolongan-Nya semata. Salah satu doa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam saat tertimpa musibah adalah doa berikut ini:

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
“Kita milik Allah semata dan sesungguhnya hanya kepada-Nya semata kita kembali. Ya Allah berilah aku pahala dalam musibah yang menimpaku, dan berilah aku ganti yang lebih baik daripada musibah yang telah menimpa.” (HR. Muslim)

Dalam riwayat lain doa tersebut berbunyi:

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
“Kita milik Allah semata dan sesungguhnya hanya kepada-Nya semata kita kembali. Ya Allah berilah aku pahala dalam musibah yang menimpaku, dan berilah aku ganti yang lebih baik daripada musibah yang telah menimpa.” (HR. Ahmad dan Ya’qub bin Sufyan Al-Fasawi)

Doa tersebut telah diamalkan dan dibuktikan sendiri khasiatnya oleh perawi hadits tersebut, Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha. Sebagaimana disebutkan dalam hadits-hadits berikut ini:

(1). Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha istri Nabi Shallallahu ‘alaihi wa salam berkata: “Saya telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “Tidak ada seorang hamba pun yang tertimpa sebuah musibah, kemudian ia mengucapkan:

إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
“Kita milik Allah semata dan sesungguhnya hanya kepada-Nya semata kita kembali. Ya Allah berilah aku pahala dalam musibah yang menimpaku, dan berilah aku ganti yang lebih baik daripada musibah yang telah menimpa.”

Kecuali Allah pasti akan memberinya pahala atas musibah yang menimpanya dan memberinya ganti yang lebih baik dari apa yang telah hilang darinya.

Ummu Salamah berkata: “Ketika suami saya Abu Salamah meninggal, saya pun membaca doa tersebut sebagaimana diperintahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam. Maka Allah menggantikan untukku Abu Salamah dengan orang yang lebih baik, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam.” (HR. Muslim no. 918)

(2). Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha mengisahkan, “Pada suatu hari suamiku Abu Salamah kembali dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam. Ia berkata, “Saya telah mendengar dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam suatu perkataan yang membuat aku begitu gembira. Beliau bersabda: “Tidaklah sebuah musibah menimpa seorang pun dari kaum muslimin lalu ia beristirja’ (mengucapkan innaa lillahi wa innaa ilaihi raji’un) saat tertimpa musibah tersebut, kemudian ia mengucapkan:

اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
“Ya Allah berilah aku pahala dalam musibah yang menimpaku, dan berilah aku ganti yang lebih baik daripada musibah yang telah menimpa.” Melainkan doa itu akan terlaksana.”

Ummu Salamah melanjutkan ceritanya, “Maka aku pun menghafalkan doa tersebut dari Abu Salamah. Ketika Abu Salamah meninggal, aku pun mengucapkan innaa lillahi wa innaa ilaihi raji’un dan membaca doa:

اللهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي، وَاخْلُفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا
“Ya Allah berilah aku pahala dalam musibah yang menimpaku, dan berilah aku ganti yang lebih baik daripada musibah yang telah menimpa.”

Aku kemudian bertanya-tanya dalam hati, “Dari mana saya mendapatkan ganti yang lebih baik daripada suamiku Abu Salamah?”

Ketika masa ‘iddah saya telah habis, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam meminta izin bertemu denganku. Saat itu aku sedang menyamak kulit, maka aku pun segera mencuci tanganku dan member izin beliau bertamu. Saya meletakkan sebuah bantal dari kulit yang diisi oleh serabut. Beliau duduk di atas bantal itu dan melamarku.

Setelah beliau selesai berbicara, saya pun berkata, “Wahai Rasulullah, bukannya saya tidak ingin dengan Anda. Namun saya ini seorang wanita yang sangat pencemburu. Saya khawatir Anda akan melihat dariku perkara yang justru menyebabkan Allah menyiksaku karenanya. Saya juga wanita yang telah berumur tua. Lebih dari itu saya punya banyak anak.”

Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam menjawab, “Perkara cemburu yang engkau sebutkan tadi, maka Allah akan menghilangkannya darimu. Perkara usiamu yang telah tua, aku pun mengalami hal yang sama denganmu. Sedangkan perkara banyaknya anakmu, maka anak-anakmu adalah anak-anakku juga.”

Ummu Salamah berkata, “Jika begitu, saya menyerahkan sepenuhnya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam.”

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam akhirnya menikahi Ummu Salamah. Ummu Salamah berkata, “Allah Ta’ala telah menggantikan Abu Salamh untukku dengan orang yang lebih baik, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam.” (HR. Ahmad no. 16344 dan Ya’qub bin Sufyan al-Fasawi dalam al-Ma’rifah wa at-Tarikh)

Doa tersebut berlaku umum untuk semua musibah yang menimpa seorang muslim. Doa tersebut tidak berlaku khusus untuk musibah kehilangan suami atau istri semata. Sebab, makna sebuah dalil syar’i disimpulkan dari keumuman lafalnya, bukan dari kekhususan sebab turunnya dalil syar’i tersebut.

Kunjungi Konsultasi Ruqyah Gratiss via whatsapp, rahasia dari ruqyah syar'iyyah dan temukan berbagai kasus ruqyah yang berhasil di sembuhkan di artikel Pertanyaan dan Jawaban Seputar Ruqyah Syariyyah <---- Klik , siapa tau ada yang sesuai dengan kondisi yang anda alami. Kunci rangkaian penyembuhan untuk mengatasi berbagai gangguan baik penyakit fisik atau penyakit hati (non-medis) serta berbagai gangguan ghaib. Atau silahkan langsung kunjungi halaman Cara dan Aturan Konsultasi Ruqyah Syariyyah Athallah <--- Klik
  1. Tutorial Ruqyah Mandiri sebagai penyembuh dan pembersih diri dari gangguan ghaib, penyakit medis dan non medis <----- Klik Jika ingin membaca tutorialnya di web. Untuk ciri ciri terkena gangguan ghaib, gangguan jin, gangguan sihir atau ain bisa di lihat di Tanda atau ciri terkena gangguan jin, gangguan sihir atau penyakit ain
  2. Tuntunan sunnah untuk benteng diri agar gangguan itu tidak kembali muncul <---- Klik jika ingin membaca nya di web ini.
  3. Tutorial Ruqyah Rumah agar gangguan yang sudah dipaksa keluar dari badan juga keluar dari rumah tempat tinggal kita <---- Klik jika ingin membaca caranya di web
  4. Tuntunan sunnah menjadikan rumah dibenci setan dan jin sehingga jika sudah berhasil diusir dengan ruqyah rumah tidak kembali lagi masuk rumah. <---- Klik jika ingin membaca caranya di web ini.
  5. Memutar audio ruqyah rumah saat munculnya dua tanduk setan yaitu saat matahari terbit dan tenggelam, dimana pada dua waktu ini setan kekuatannya mejadi membesar. <---- Klik jika ingin mendapatkannya di web ini.
  6. Sesungguhnya Matahari terbit di antara dua tanduk setan, dan tenggelam di antara dua tanduk setan pula. (HR Abu Dawud dan Muslim)

    “Jangan kalian membiarkan anak anak kalian di saat matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam sebab setan berpencar jika matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam,” (HR. Muslim).

Untuk testimoni semua sahabat muslim yang sudah berhasil mengatasi gangguan yang dialami dengan ruqyah mandiri silahkan klik Testimonial. Disertai screen capture percakapan whatsapp.

"Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam." (QS. Asy-Syu'araa Ayat : 109, QS. Asy-Syu'araa Ayat :127, QS. Asy-Syu'araa Ayat :145, QS. Asy-Syu'araa Ayat :164, QS. Asy-Syu'araa Ayat :180)
Kami juga menyediakan CD Ruqyah (untuk ruqyah rumah/toko) yang berisi audio ruqyah mandiri beserta tutorial ruqyah mandiri dan ruqyah rumah disertai bacaaan surah surah ruqyah dalam arabic, latin dan terjemahan. Disertai juga tutorial dan tuntunan sunnah untuk LGBT, penyakit sihir, penyakit fisik dan susah jodoh dalam bentuk PDF. Praktis bagi anda untuk terapi penyembuhan dengan izin Allah subhanahu wa ta'ala dengan mendengarkan ayat ayat al quran yang berfungsi sebagai penyembuhan dan pembatal sihir serta penghilang gangguan jin dan ain. Untuk pemesanan dan info kunjungi post Mp3 dan CD ruqyah mandiri, Barokallahu fiikum..

Info yang rugi jika anda lewatkan

Artikel Islam Lanjutan dan Daftar Isi Web Ini

“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk maka adalah baginya pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, yang demikian itu tidak mengurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka adalah atasnya dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, yang demikian itu tidak mengurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka” (HR. Muslim)

“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad : 7)
Bagikan di media sosial yang anda ikuti dengan klik di tombol dibawah ini dan raih amal sholeh sebanyak banyak nya... InsyaAllah

kebaikan di balik musibah
4/ 5
Oleh
Mesin Pencari Athallah

Ketik topik atau pembahasan apa saja yang anda cari di internet menggunakan Athallah Search Engine dibawah ini. Caranya cukup ketikkan topik nya di kotak box dibawah, kemudian tekan enter. InsyaAllah bebas website porno dan spam

Artikel Terbaru