Orang Orang Yang Terusir Dari Telaga Rasulullah Di Padang Mahsyar -ٱلرَّحِيمِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱللهِ بِسۡمِ
“…… Ketahuilah bahwa akan ada dari umatku yang diusir oleh Malaikat, sebagaimana seekor unta yang tersesat dari pemiliknya dan mendatangi tempat minum milik orang lain, sehingga iapun diusir…….”
Ketika Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam pulang dari haji wada’ dan kurang dari tujuh hari sebelum wafatnya, turunlah ayat al-Qur’an paling akhir :
وَٱتَّقُواْ يَوۡمً۬ا تُرۡجَعُونَ فِيهِ إِلَى ٱللَّهِۖ ثُمَّ تُوَفَّىٰ كُلُّ نَفۡسٍ۬ مَّا ڪَسَبَتۡ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ
Artinya : “Dan peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Alloh - Kemudian masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan).”
(Q.S: al-Baqarah: 281).
Hukuman orang yang suka membuat ajaran dan syariat baru dalam agama
Sahabat Abu Hurairoh radhiyallahu 'anhu mengisahkan: pada suatu hari Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam mendatangi kuburan para syuhada perang Uhud, lalu beliau mengucapkan salam:
السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَيَرْحَمُ اللهُ الْمُسْتَقْدِمِينَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِينَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لَلَاحِقُونَ أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ
Artinya : “Semoga keselamatan senantiasa menyertai kalian wahai penghuni kubur dari kaum Mukminin dan kaum Muslimin.
Sesungguhnya kami InsyaAlloh akan menyusul kalian. Kami memohon kepada Alloh untuk kami dan kamu sekalian, agar diberi keselamatan (dari apa yang tidak diinginkan). “
(HR. Imam Muslim dan Ibnu Majah).
Selanjutnya beliau bersabda:
“Aku sangat berharap untuk dapat melihat saudara-saudaraku“.
Mendengar ucapan ini, para sahabat keheranan, sehingga mereka bertanya: “bukankah kami adalah saudara-saudaramu wahai Rosululloh?”. Rosululloh menjawab :
ﺃَﻧْﺘُﻢْ ﺃَﺻْﺤَﺎﺑِﻲ ﻭَﺇِﺧْﻮَﺍﻧُﻨَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﻟَﻢْ ﻳَﺄْﺗُﻮﺍ ﺑَﻌْﺪُ
“Kalian adalah sahabat-sahabatku, sedangkan saudara-saudaraku adalah umatku yang akan datang kelak, mereka beriman kepadaku sedang mereka belum pernah melihatku.” “.
Kembali para sahabat bertanya:
“Wahai Rosululloh, bagaimana engkau dapat mengenali umatmu yang sampai saat ini belum lahir?“.
Beliau menjawab:
ﺃَﺭَﺃَﻳْﺖَ ﻟَﻮْ ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻠًﺎ ﻟَﻪُ ﺧَﻴْﻞٌ ﻏُﺮٌّ ﻣُﺤَﺠَّﻠَﺔٌ ﺑَﻴْﻦَ ﻇَﻬْﺮَﻱْ ﺧَﻴْﻞٍ ﺩُﻫْﻢٍ ﺑُﻬْﻢٍ ﺃَﻟَﺎ ﻳَﻌْﺮِﻑُ ﺧَﻴْﻠَﻪُ
“Menurut pendapat kalian, andai ada orang yang memiliki kuda yang di dahi dan ujung-ujung kakinya berwarna putih dan kuda itu berada di tengah-tengah kuda-kuda lainnya yang berwarna hitam legam, tidakkah orang itu dapat mengenali kudanya?”
Para sahabat menjawab : “tentu saja orang itu dengan mudah mengenali kudanya“.
Maka Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam menimpali jawaban mereka dengan bersabda:
ﻓَﺈِﻧَّﻬُﻢْ ﻳَﺄْﺗُﻮﻥَ ﻏُﺮًّﺍ ﻣُﺤَﺠَّﻠِﻴﻦَ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﻮُﺿُﻮﺀِ، ﻭَﺃَﻧَﺎ ﻓَﺮَﻃُﻬُﻢْ ﻋَﻠَﻰ ﺍﻟْﺤَﻮْﺽِ ﺃَﻟَﺎ ﻟَﻴُﺬَﺍﺩَﻥَّ ﺭِﺟَﺎﻝٌ ﻋَﻦْ ﺣَﻮْﺿِﻲ ﻛَﻤَﺎ ﻳُﺬَﺍﺩُ ﺍﻟْﺒَﻌِﻴﺮُ ﺍﻟﻀَّﺎﻝُّ
“Sesungguhnya umatku pada hari Kiamat akan datang dalam kondisi wajah dan ujung-ujung tangan dan kakinya bersinar pertanda mereka berwudlu semasa hidupnya di dunia“.
Aku akan menanti umatku di pinggir telagaku di alam mahsyar.
Dan ketahuilah bahwa akan ada dari umatku yang diusir oleh Malaikat, sebagaimana seekor unta yang tersesat dari pemiliknya dan mendatangi tempat minum milik orang lain, sehingga iapun diusir.
Melihat sebagian orang yang memiliki tanda-tanda pernah berwudlu, maka aku memanggil mereka: “kemarilah“.
Namun para Malaikat yang mengusir mereka berkata:
ﻓَﻴُﻘَﺎﻝُ : ﺇِﻧَّﻬُﻢْ ﻗَﺪْ ﺑَﺪَّﻟُﻮﺍ ﺑَﻌْﺪَﻙَ
“Kenyataannya mereka sepeninggalmu telah merubah-rubah ajaranmu“.
Mendapat penjelasan semacam ini, maka Aku (Rosululloh) berkata:
ﺳُﺤْﻘًﺎ ﺳُﺤْﻘًﺎ ﻟِﻤَﻦْ ﺑَﺪَّﻝَ ﺑَﻌْﺪِﻱ
“Menjauhlah, menjauhlah wahai orang-orang yang sepeninggalku merubah-rubah ajaranku”
(HR. Bukhari dan HR. Muslim).
Baca juga:
Merubah-rubah ajaranku maksudnya adalah menambah-nambah atau mengurang-ngurangi ajaran yang dibawa oleh Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Oleh karena itu dalam beribadah, jagalah kemurnian ajaran ini dan amalkanlah dengan seutuhnya tanpa ditambah atau dikurangi, karena agama ini sudah sempurna seperti yang tertuang dalam ayat berikut ini :
ٱلۡيَوۡمَ أَكۡمَلۡتُ لَكُمۡ دِينَكُمۡ وَأَتۡمَمۡتُ عَلَيۡكُمۡ نِعۡمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلۡإِسۡلَـٰمَ دِينً۬اۚ
Artinya : "....Pada hari ini telah KU-sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah KU-cukupkan kepadamu ni’mat-KU, dan telah KU-ridhai Islam itu jadi agama bagimu..."
(QS. al-Maaidah: 3)
Maka agama ini sudah sempurna dan sernua syari'at ataupun peribadatan agama ini sudah disampaikan oleh baginda Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam kepada ummatnya, janganlah ditambah-tambah dan dikurang-kurangi.
Mari kita berpikir secara sederhana, seandainya saja ada salah satu syari'at ibadah yang kita lakukan namun tidak ada contoh dari Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam tidak juga mengajarkannya, maka hal ini sama saja kita menuduh agama ini belum sempurna dan Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam belum menyampaikan atau menyembunyikan syari'at ibadah dimaksud.
Dan yang lebih berbahaya lagi, bila kita beribadah tidak mengikuti Nabi, maka berarti kita lebih hebat ilmu agamanya dari Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam karena kita mengerjakan ibadah tersebut tidak berasal dari tuntunan beliau tetapi berasal dari hawa nafsu ataupun kreasi kita, na'udzubillahimindzalik.
Allah tabaraka wa ta'ala berfirman yang artinya:
وَأَنَّ هَـٰذَا صِرَٲطِى مُسۡتَقِيمً۬ا فَٱتَّبِعُوهُۖ وَلَا تَتَّبِعُواْ ٱلسُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمۡ عَن سَبِيلِهِۦۚ ذَٲلِكُمۡ وَصَّٮٰكُم بِهِۦ لَعَلَّڪُمۡ تَتَّقُونَ
Artinya : "Dan bahwa (yang KAMI perintahkan) ini adalah jalan-jalan-KU yang lurus, maka ikutilah dia (Muhammad); dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-NYA. Yang demikian itu diperintahkan oleh Alloh kepadamu agar kamu bertakwa.”
(QS. Al-an’am: 153).
Ibnu abbas radhiyallahu 'anhu mengatakan Allah ta'ala melalui ayat di atas memerintahkan kaum muslimin untuk tetap bersatu dalam jama'ah mengikuti sunnah (jalan yang ditempuh Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam) dan melarang berselisih & bercerai berai dalam agama.
(Tafsir Imam Ibnu Katsir).
Bahkan dalam ayat yang lain Allah ta'ala juga berfirman:
أَنۡ أَقِيمُواْ ٱلدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُواْ فِيهِۚ
Artinya:"Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya".
(QS. Asy-Syuuraa: 13).
Abdullah bin Mas'ud radhiyallahu 'anhu mengatakan Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam membuat garis dengan tangannya kemudian beliau mengatakan, "Ini adalah jalan Allah yang lurus, lalu beliau membuat garis disebelah kanan dan kirinya, kemudian beliau bersabda: 'Jalan-jalan ini, tidak ada satu jalanpun dari jalan-jalan tsb melainkan diatasnya terdapat syaitan yang mengajak ke jalan itu.
(Tafsir Imam Ibnu Katsir semoga dirahmati Alloh).
baca juga:
Agar selamat tidak mudah di sesatkan ajaran dan pemikiran yang melenceng dalam agama
Ikhwan - Akhwat yang dirahmati Alloh subhanahu wa ta'ala,belajarlah ilmu agama sesuai dengan pemahaman para Sahabat yang terdahulu, karena merekalah generasi terbaik, agar kita selamat dapat bertemu dan bergabung dengan Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam di tepi telaga.
Ikutilah kajian-kajian ilmu agama yang sesuai Sunnah, yaitu sesuai dengan pemahaman para sahabat. Dan yang paling penting juga adalah saat membaca Al Quran juga harus menghafal arti dan serta belajar semua hadist shahih dari Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Dengan cara seperti itu kita akan paham dan tidak mudah disesatkan oleh pemikiran pemikiran yang keliru. Walau itu disampekan oleh orang yang disebut ulama. Karena di zaman sekarang begitu banyak fitnah, bagaimana kita dapat mengikuti jalan yang satu ini, tanpa kita belajar dan mengikuti kajian maupun ta'lim-ta’lim yang didalamnya disampaikan pesan-pesan dari Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sehingga kita mengetahui bagaimana para sahabat dalam menjalankan syariat agama yang mulia ini, karena merekalah generasi terbaik umat ini.
Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebaik-baik umatku adalah pada masaku. Kemudian orang-orang yang setelah mereka (generasi berikutnya), lalu orang-orang yang setelah mereka.”
(HR. Al-Bukhari, no. 3650).
Pada masaku dalam hadits ini adalah para sahabat, mereka adalah orang-orang yang paling baik, paling selamat dan paling mengetahui dalam memahami Islam.
Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu , ia mengatakan: Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam berdiri ditengah-tengah kami untuk memberi nasihat dengan sabdanya: "Wahai manusia, kalian akan dikumpulkan kehadapan Alloh dalam keadaan tidak beralas kaki, tidak berbusana dan tidak bersunat.
Sesungguhnya orang pertama kali yang diberi pakaian pada hari kiamat Nabi Ibrahim 'Alaihi Salam
Ketahuilah bahwa sejumlah orang dari umatku didatangkan, lalu mereka diseret ke sebelah kiri (Neraka), maka aku katakan, 'Mereka adalah para pengikutku'. Maka dikatakan kepadaku:' Engkau tidak tahu apa yang mereka perbuat sepeninggalmu'.
Mendengar hal itu aku mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh seorang hamba yang shalih (Isa' bin Maryam 'Alaihi Salam): 'Dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada diantara mereka. Maka setelah ENGKAU wafatkan aku, ENGKAU-lah yang mengawasi mereka.
Dan ENGKAU Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. Jika ENGKAU menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-MU, dan jika ENGKAU mengampuni mereka, sesungguhnya ENGKAU-lah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana'.
(HR. Abu Dawud dan al-Bukhori).
Sungguh indah, mulia dan bijaknya kalimat di atas, kalimat yang mengagungkan Allah jallat `azhamatuhu dan berharap agar Alloh Subhanahu wa ta'ala mengampuni hamba-hamba-NYA yang bersalah.
Dalam suatu riwayat Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Al Kautsar adalah sungai yang dijanjikan oleh Robb -ku Azza wa jalla. Sungai tersebut memiliki kebaikan yang banyak. Ia adalah telaga yang nanti akan didatangi oleh umatku pada hari kiamat nanti. Bejana (gelas) di telaga tersebut sejumlah bintang di langit.
Namun ada dari sebagian hamba yang tidak bisa minum dari telaga tersebut.
Aku mengatakan ya Robb mereka adalah umatku, Alloh berfirman: Tidakkah engkau tahu bahwa mereka telah berbuat hal-hal yang baru dalam agama sepeninggalmu.”
(HR. Muslim no. 400).
Dari Ummul Mu’minin, Ummu Abdillah, ‘Aisyah radhiyallahu 'anhuا , dia berkata: “Barangsiapa yang menciptakan hal baru dalam urusan agama kami ini, berupa apa-apa yang bukan darinya, maka itu tertolak.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Dan dalam riwayat Muslim: “Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak kami perintahkan dalam agama kami, maka itu tertolak.”
Dari ‘Auf bin Malik radhiyallahu 'anhu , ia berkata: “Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ‘Yahudi terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan, satu golongan masuk Surga dan yang tujuh puluh di Neraka. Dan Nasrani terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan, yang tujuh puluh satu golongan di Neraka dan yang satu di Surga.
Dan demi Yang jiwa Muhammad berada di tangan-NYA, umatku benar-benar akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan, yang satu di Surga, dan yang tujuh puluh dua golongan di Neraka,’ Ditanyakan kepada beliau, ‘Siapakah mereka (satu golongan yang masuk Surga itu) wahai Rosululloh?’ Beliau menjawab, ‘Al-Jama’ah.'
(HR. Ibnu Majah, Abu Dawud, at-Tirmidzi, Imam Ahmad).
Siapakah yang dimaksud dengan Al-Jama’ah pada hadits diatas? merekalah golongan yang selamat dari kesesatan, golongan yang selamat dari api neraka sebagaimana telah dikecualikan oleh Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam pada hadits diatas.
Mereka tetap berpegang teguh pada Al-Quran dan As-Sunnah, dan apa-apa yang dipegang oleh As-saabiqunal awwalun (para pendahulu yang pertama) baik dari kalangan Muhajirin maupun Anshar, sebagaimana disabdakan oleh Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam : " Mereka itu adalah siapa-siapa yang berjalan diatas apa-apa yang aku dan sahabatku lakukan hari ini."
Maka bila kita ingin selamat dunia dan akhirat, kita wajib mengikuti jalan yang telah ditempuh oleh Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan para Sahabatnya, karena nanti di hari Kiamat ada sebagian umat ini yang tidak selamat.
Bahkan sesuai hadits riwayat al Irbadh bin Sariyah yang cukup panjang kita diperintahkan untuk berpegang teguh pada Sunnah Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam dan Sunnah para Khulafa’ur Rasyidin (orang-orang yang mendapat petunjuk) bila beliau telah tiada, maka gigitlah Sunnah itu dengan gigi geraham kalian. Dan hati-hatilah kalian, jangan sekali-kali mengada-adakan perkara-perkara baru dalam agama, karena sesungguhnya setiap perkara-perkara baru dalam agama adalah sesat".
(HR Abu Dawud dan Tirmidzi).-
InsyaAlloh kita sudah memeluk Islam, namun kita jangan terlena, karena syaitan terus berupaya menyesatkan keislaman kita agar menyimpang jauh dari al-Qur’an dan as-Sunnah.
Di hari kiamat nanti orang-orang yang menempuh jalan lain selain jalan yang ditempuh Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam akan menyesal, namun penyesalan itu tidak ada gunanya sama sekali.
baca juga:
Allah tabaraka wa ta'ala berfirman :
وَيَوۡمَ يَعَضُّ ٱلظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيۡهِ يَقُولُ يَـٰلَيۡتَنِى ٱتَّخَذۡتُ مَعَ ٱلرَّسُولِ سَبِيلاً۬ (٢٧) يَـٰوَيۡلَتَىٰ لَيۡتَنِى لَمۡ أَتَّخِذۡ فُلَانًا خَلِيلاً۬ (٢٨) لَّقَدۡ أَضَلَّنِى عَنِ ٱلذِّڪۡرِ بَعۡدَ إِذۡ جَآءَنِىۗ وَڪَانَ ٱلشَّيۡطَـٰنُ لِلۡإِنسَـٰنِ خَذُولاً۬ (٢٩)
Artinya : "Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rosul." (27) Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab (ku). (28) Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur’an ketika Al Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia. (29)
(QS. al-Furqon: 27-29).
Ya Alloh jadikanlah kami orang-orang yang mendapat syafa’at Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam pada hari Kiamat kelak.
Aamiin.
baca juga:
Mahasuci ENGKAU, ya Alloh aku memuji-MU. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah (sesembahan) yang berhak diibadahi dengan benar selain ENGKAU, aku memohon ampunan dan bertaubat kepada-MU.
Bertakwalah kepada Alloh azza wa jalla di mana pun kita berada, dan iringilah perbuatan buruk dengan perbuatan baik maka kebaikan akan menghapuskan keburukan itu, dan pergaulilah manusia dengan akhlak yang baik.
Shalawat serta salam semoga senantiasa selalu dilimpahkan kepada Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam - keluarga, para Sahabat, Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in dan mereka yang senantiasa setia dijalan-NYA yang lurus hingga hari Akhir.