Banyak sekali kalangan orang orang yang menyandang status dai, habib, kyai, syaikh dan lain sebagainya tapi justru mereka secara sadar atau tidak sadar telah menjerumuskan umat islam kedalam kesesatan aqidah. Mereka membuat ajaran aturan ibadah baru seperti bacaan sholawat atau amalan amalan wiridan serta berbagai syariat baru yang tidak ada tuntunan dari Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Ini seperti kejadian salah satu ustad televisi yang membolehkan memiliki pemimpin dari non muslim dengan menganalogikan pemimpin itu seperti pilot pesawat jadi boleh dari kalangan mana saja. Sungguh ini menjadi penyesatan umat karena umat muslim wajib mempunyai pemimpin dari kalangan muslim.
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu ...” (QS. Al-Maa-idah: 3)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah (wafat th. 774 H) menjelaskan, “Ini merupakan nikmat Allah Azza wa Jalla terbesar yang diberikan kepada umat ini, tatkala Allah menyempurnakan agama mereka. Sehingga, mereka tidak memerlukan agama lain dan tidak pula Nabi lain selain Nabi mereka, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan mengutusnya kepada seluruh manusia dan jin. Sehingga, tidak ada yang halal kecuali yang beliau halalkan, tidak ada yang haram kecuali yang diharamkannya, dan tidak ada agama kecuali yang disyari’atkannya. Semua yang dikabarkannya adalah haq, benar, dan tidak ada kebohongan, serta tidak ada pertentangan sama sekali. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :
“Dan telah sempurna kalimat Rabb-mu (Al-Qur-an), (sebagai kalimat) yang benar dan adil ...” (QS. Al-An’aam: 115)
Dari Hudzaifah bin al-Yaman radliyallahu anhu berkata, Orang-orang bertanya kepada Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam tentang kebaikan sedangkan aku bertanya kepadanya tentang keburukan karena aku khawatir keburukan itu akan menimpaku. Aku berkata, “Wahai Rasulullah sesungguhnya kami dahulu di dalam masa kejahiliyahan dan keburukan, lalu Allah datang kepada kami dengan membawa kebaikan ini, maka adakah keburukan sesudah kebaikan ini?”. Beliau menjawab, “Ya”. Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apakah ada kebaikan sesudah keburukan ini?”. Beliau menjawab, “Ya, dan pada masa itu ada dakhon (kabut)”. Aku bertanya, “(wahai Rasulullah), apakah kabutnya itu?”. Beliau menjawab, “ada kaum yang memberi petunjuk dengan selain petunjukku, yang mengenali dan mengingkari sebahagian mereka”. Aku berkata, “(Wahai Rasulullah !) apakah ada keburukan sesudah kebaikan itu ?”. Beliau menjawab, “Ya, akan ada beberapa da’i yang menyeru kepada (di dalam riwayat lain, “berdiri di atas) pintu-pintu neraka jahannam. Barangsiapa yang menjawab (seruan) mereka, maka mereka akan melemparkannya ke dalam nereka jahannam tersebut”. Aku berkata, “Wahai Rasulullah, terangkanlah sifat-sifat mereka !”. Beliau menjawab, “Mereka itu adalah dari jenis kulit kita dan berbicara dengan dengan bahasa kita”. [HR al-Bukhoriy: 3606, 7084, dan lafazh ini baginya, Muslim: 1847, Ahmad: V/ 386-387, 403, 406, Abu Dawud: 4246 dan Ibnu Majah: 3979. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih, lihat Fat-h al-Bariy: VI/ 615-616, XIII/ 35, al-Jami’ ash-Shahih: VI/ 20, Shahih Muslim bi Syarh an-Nawawiy: XII/ 237, Mukhtashor Shahih Muslim: 1231, Shahih Sunan Abu Dawud: 3571, ‘Aun al-Ma’bud: XI: 212-213, Shahih Sunan Ibnu Majah: 3214, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 2994, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 1791 dan Tahqiq Misykah al-Mashobih: 5382].
Berkata al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah, “Mereka itu adalah dari jenis kulit kita, yaitu dari kaum kita, dari orang yang berbahasa dan bermillah kita”. Di dalamnya terdapat suatu isyarat bahwasanya mereka itu adalah dari orang Arab. Berkata ad-Dawudy, “yaitu dari anak Adam (manusia)”. Dan berkata al-Qoobisiiy, “artinya adalah bahwasanya mereka itu pada lahirnya di atas agama kita, tetapi di batinnya menyelisihi”. [Fat-h al-Bariy: XIII/ 36].
Di dalam riwayat Muslim dari jalan yang lain, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Akan ada sepeninggalku beberapa imam yang tidak mengambil petunjuk (bimbingan) dengan petunjukku dan tidak mengambil sunnah dengan sunnahku, dan akan tegak di kalangan mereka beberapa lelaki yang hati mereka adalah hati setan di dalam tubuh manusia”. [Shahih Muslim: 1847, al-Jami’ ash-Shahih: VI/ 20 dan Shahih Muslim bi Syarh an-Nawawiy: XII/ 238].
Di dalam riwayat Ibnu Majah, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Akan ada beberapa fitnah, di atas pintunya ada beberapa da’i (yang mengajak) ke neraka. Engkau mati dalam keadaan menggigit batang pohon lebih baik bagimu daripada mengikuti salah seorang dari mereka”. [HR Ibnu Majah: 3981. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy Shahih sebagaimana di dalam Shahih Sunan Ibni Majah: 3216 dan Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 1791].
Berkata al-Imam an-Nawawiy rahimahullah, “Dan barangsiapa mengajak (berdakwah) kepada petunjuk maka ia akan mendapatkan seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, atau (barangsiapa berdakwah) kepada kesesatan maka ia akan memperoleh dosa orang-orang yang mengikutinya, sama saja apakah petunjuk dan kesesatan itu ia yang memulainya ataukah telah didahului (oleh orang lain), dan sama saja apakah petunjuk dan kesesatan tersebut mengajarkan ilmu, ibadah, adab atau selain itu”. [Shahiih Muslim bi syarh an-Nawawiy: XVI/ 227].
Berkata asy-Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilaliy hafizhohullah , “Wajib bagi muslim agar waspada terhadap dakwah-dakwah palsu dan menjauhkan diri dari teman-teman yang buruk karena ia akan dimintai pertanggung-jawaban terhadap apa yang ia amalkan”. [Bahjah an-Nazhirin: I/ 262].
Dari Anas bin Malik, dari Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bahwasanya ia bersabda, “Dai manapun yang mengajak kepada kesesatan lalu ia diikuti, maka baginya seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, dan tidak akan berkurang sedikitpun dari dosa-dosa mereka. Dan da’i manapun yang mengajak kepada petunjuk lalu ia diikuti, maka baginya seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya dan tidak akan berkurang sedikitpun dari pahala-pahala mereka”. [HR Ibnu Majah: 205. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih, lihat Shahih Sunan Ibnu Majah: 170, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 2712 dan Fay-dl al-Qodir: 3010].
Dan bahkan Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam sangat mengkhawatirkan adanya fitnah dan bahaya yang akan menimpa umatnya, yang ditimbulkan oleh para imam mereka yang sesat lagi menyesatkan. Dengan dakwah dan fatwa yang tidak berlandaskan kepada keimanan dan petunjuk atau dalil, para imam tersebut merusak tatanan syariat islam, sehingga yang benar menjadi salah, yang salah menjadi benar, tauhid menjadi syirik dan syirik menjadi tauhid, yang sunnah menjadi bid’ah dan yang bid’ah menjadi sunnah. Sebagaimana telah diungkapkan oleh Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam di dalam hadits berikut,
Dari Tsauban berkata, Telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Hanyalah yang aku takuti (khawatirkan) atas umatku adalah para imam yang menyesatkan”. [HR at-Tirmidziy: 2229, dan lafazh ini baginya, Ibnu Majah: 3952, Abu Dawud: 4252, Ad-Darimiy: II/ 311 dari Tsauban, I/ 70 dari Abu Darda’, dan Ahmad: V/ 278, 283 dari Tsauban, V: 145 dari Abu Dzarr, IV/ 123 dari Syaddad bin Aus, VI/ 441 dari Abu Darda’ dan I/ 42 dari ‘Umar bin al-Khoththob. Berkata at-Tirmidziy: hadits ini adalah hadits hasan shahih, dan berkata asy-Syaikh al-Albaniy: shahih, lihat Shahih Sunan at-Tirmidziy: 1817, Tuhfah al-Ahwadziy: VI/ 408-409, Shahih Sunan Ibnu Majah: 3192, Shahih Sunan Abu Dawud: 3577, ‘Aun al-Ma’bud: XI/ 218, Shahih al-Jami’ ash-Shaghiir: 1551, 2316, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 1582, Tahqiiq Misykah al-Mashobih: 5394 dan Fay-dl al-Qodir: 2563].
Berkata al-Imam al-Mubaarokfuuriy, “Yaitu orang yang mengajak kepada bid’ah-bid’ah, perbuatan fasiq dan dosa-dosa”. [Tuhfah al-Ahwadziy: VI/ 408 dan ‘Aun al-Ma’buud: XI/ 218].
Berkata al-Imam al-Munaawiy, “Yaitu orang-orang yang menyimpang lagi menyimpangkan (manusia) dari kebenaran”. [Fay-dl al-Qodir: II/ 563].
Dari Ziyaad bin Hudair berkata, Umar pernah berkata kepadaku, “Apakah engkau tahu apakah yang meruntuhkan islam?”. Aku berkata, “Tidak”. Umar berkata, “Yang meruntuhkan islam itu ialah tergelincirnya orang berilmu, debatnya orang munafik dengan alqur’an dan hukumnya imam-imam yang menyesatkan”. [Atsar ini diriwayatkan oleh ad-Darimiy: I/ 71. Berkata asy-syaikh al-Albaniy: Shahih, lihat Misykah al-Mashobih: 269 dan Mukhtashor Jami’ Bayan al-’ilmi wa fadllihi nomor: 122 halaman 116].
Dari Abu Umayyah al-Jamhiy bahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya sebahagian dari tanda-tanda hari kiamat adalah dituntutnya ilmu dari sisi al-Ashoghir”. [HR Ibnu al-Mubarak di dalam kitab az-Zuhd: 61 halaman 20-21 dan ath-Thabraniy. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih, lihat Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 2207, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 695, Asyraath as-Saa’ah oleh Yusuf al-Wabil halaman 183, Mukhtashor Jaami’ Bayaan al-Ilmi wa fadllihi oleh Ibnu Abdilbarr halaman 67-68 dan Fay-dl al-Qodir: II/ 533 hadits nomor: 2475].
Dari Abdullah bin Mas’ud berkata, “manusia itu senantiasa di dalam kebaikan selama ilmu itu datang kepada mereka dari arah para shahabat Muhammad saw dan akaabir (yaitu para orang besar) mereka. Maka apabila ilmu itu datang kepada mereka dari ashooghir mereka maka pada saat itulah mereka binasa”. [Telah mengeluarkan atsar ini Ibnu al-Mubarak di dalam az-Zuhd: 815 halaman 281].
Pernah ditanyakan kepada Ibnu al-Mubarak, “siapakah al-Ashooghir itu?”. Ia menjawab, ” mereka adalah orang-orang yang berkata dengan ro’yu (pendapat) mereka. Adapun anak kecil meriwayatkan dari orang besar maka bukanlah anak kecil”. [Lihat catatan kaki nomor 2 kitab az-Zuhd halaman 21, Asyraath as-Saa’ah halaman 183 dan Mukhtashor Jaami’ Bayaan al-Ilmi wa fadllihi halaman 68].
Berkata Ibnu al-Mubarak, “al-Ashooghir itu adalah para ahli bid’ah”. [Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: I/ 316, Asyrath as-Sa’ah halaman 183 dan Fay-dl al-Qodir: II/ 533].
Ibnu Ubaid menyebutkan bahwasanya yang dimaksud shoghir (kecil) di dalam (hadits) ini adalah kecil di dalam kemampuan bukan di dalam usia. [Fay-dl al-Qodir: II/533].
Menilik hadits di atas bersama penjelasannya, maka apa yang telah disebutkan oleh Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam pasti akan terjadi dan kinipun telah terbukti, yakni banyak dan maraknya kaum muslimin menimba dan menuntut ilmu agama dan akhirat dari orang-orang yang dikenal sebagai ashooghir, yang telah dijelaskan oleh para ulama salaf sebagai ahli bid’ah dan orang yang berucap dengan pendapat mereka sampai menjelang datangnya hari kiamat. Dan hal ini merupakan celaan bagi mereka. asy-Syaikh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf al-Wabil rahomahullah di dalam kitabnya Asyrath as-Sa’ah menyebutkan hadits ini sebagai tanda-tanda hari kiamat yang ketiga puluh lima dari tanda-tanda hari kiamat kecil.
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya), dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa: 59)
Dari Abi Nujaih ‘Irbadl bin Sariyyah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memberi pelajaran kepada kami sehingga hati kami takut kepadanya dan mata mencucurkan air mata. Kami berkata : “Wahai Rasulullah, sepertinya pelajaran ini adalah pelajaran orang yang akan berpisah ? Oleh karena itu, berilah kami nasihat”. Beliau bersabda : “Aku wasiatkan hendaklah kalian bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat kendati kalian diperintah oleh seorang budak, karena orang-orang yang hidup (sepeninggalku) dari kalian akan melihat pertentangan yang banyak. Maka, hendaklah kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para khulafaur-rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku. Gigit (pegang erat) sunnah tersebut dengan gigi geraham. Tinggalkanlah hal-hal yang baru, karena setiap bid’ah adalah sesat” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 4607; At-Tirmidzi no. 2676; Ahmad 4/126-127; Ad-Darimi 1/44; Ibnu Majah no. 43,44; Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah no. 27; Ath-Thahawi dalam Syarh Musykilil-Atsar 2/69; Al-Baghawi no. 102; Al-Aajurriy dalam Asy-Syari’ah hal. 46; Al-Baihaqi 6/541; Al-Lalika’i dalam Syarh Ushulil-I’tiqad no. 81; Al-Marwadzi dalam As-Sunnah no. 69-72; Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 5/220, 10/115; dan Al-Hakim 1/95-97. Hadits tersebut berkualitas shahih].
Allah ta'ala berfirman yang artinya:
(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.(QS. 2:166)
Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti:` Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami. `Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka.(QS. 2:167)
Pada hari itu pula tiada gunanya harta, anak dan kekuasaan kecuali orang yang datang kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dengan hati yang bersih dan suci.
Islam agama yang sempurna jadi tidak perlu ada penambahan ajaran.
Allah Azza wa Jalla berfirman:“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu ...” (QS. Al-Maa-idah: 3)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah (wafat th. 774 H) menjelaskan, “Ini merupakan nikmat Allah Azza wa Jalla terbesar yang diberikan kepada umat ini, tatkala Allah menyempurnakan agama mereka. Sehingga, mereka tidak memerlukan agama lain dan tidak pula Nabi lain selain Nabi mereka, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Oleh karena itu, Allah Azza wa Jalla menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan mengutusnya kepada seluruh manusia dan jin. Sehingga, tidak ada yang halal kecuali yang beliau halalkan, tidak ada yang haram kecuali yang diharamkannya, dan tidak ada agama kecuali yang disyari’atkannya. Semua yang dikabarkannya adalah haq, benar, dan tidak ada kebohongan, serta tidak ada pertentangan sama sekali. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :
“Dan telah sempurna kalimat Rabb-mu (Al-Qur-an), (sebagai kalimat) yang benar dan adil ...” (QS. Al-An’aam: 115)
Dai yang menyeru ke kesesatan sudah digambarkan oleh Rasulullah SAW
Agama islam ini telah sempurna jadi tidak perlu ada lagi penambahan penambahan baru dalam melaksanakan tuntunan agama yang mengatur kehidupan manusia. Seperti terbitnya kitab mujarobat yang banyak mengajarkan kesesatan. Namun sebenarnya hal ini telah disinyalir oleh Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam di dalam beberapa hadits di bawah ini. Diantaranya adalah hadits dari Hudzaifah bin al-Yaman radliyallahu anhu yang panjang,Dari Hudzaifah bin al-Yaman radliyallahu anhu berkata, Orang-orang bertanya kepada Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam tentang kebaikan sedangkan aku bertanya kepadanya tentang keburukan karena aku khawatir keburukan itu akan menimpaku. Aku berkata, “Wahai Rasulullah sesungguhnya kami dahulu di dalam masa kejahiliyahan dan keburukan, lalu Allah datang kepada kami dengan membawa kebaikan ini, maka adakah keburukan sesudah kebaikan ini?”. Beliau menjawab, “Ya”. Aku berkata, “Wahai Rasulullah, apakah ada kebaikan sesudah keburukan ini?”. Beliau menjawab, “Ya, dan pada masa itu ada dakhon (kabut)”. Aku bertanya, “(wahai Rasulullah), apakah kabutnya itu?”. Beliau menjawab, “ada kaum yang memberi petunjuk dengan selain petunjukku, yang mengenali dan mengingkari sebahagian mereka”. Aku berkata, “(Wahai Rasulullah !) apakah ada keburukan sesudah kebaikan itu ?”. Beliau menjawab, “Ya, akan ada beberapa da’i yang menyeru kepada (di dalam riwayat lain, “berdiri di atas) pintu-pintu neraka jahannam. Barangsiapa yang menjawab (seruan) mereka, maka mereka akan melemparkannya ke dalam nereka jahannam tersebut”. Aku berkata, “Wahai Rasulullah, terangkanlah sifat-sifat mereka !”. Beliau menjawab, “Mereka itu adalah dari jenis kulit kita dan berbicara dengan dengan bahasa kita”. [HR al-Bukhoriy: 3606, 7084, dan lafazh ini baginya, Muslim: 1847, Ahmad: V/ 386-387, 403, 406, Abu Dawud: 4246 dan Ibnu Majah: 3979. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih, lihat Fat-h al-Bariy: VI/ 615-616, XIII/ 35, al-Jami’ ash-Shahih: VI/ 20, Shahih Muslim bi Syarh an-Nawawiy: XII/ 237, Mukhtashor Shahih Muslim: 1231, Shahih Sunan Abu Dawud: 3571, ‘Aun al-Ma’bud: XI: 212-213, Shahih Sunan Ibnu Majah: 3214, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 2994, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 1791 dan Tahqiq Misykah al-Mashobih: 5382].
Berkata al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah, “Mereka itu adalah dari jenis kulit kita, yaitu dari kaum kita, dari orang yang berbahasa dan bermillah kita”. Di dalamnya terdapat suatu isyarat bahwasanya mereka itu adalah dari orang Arab. Berkata ad-Dawudy, “yaitu dari anak Adam (manusia)”. Dan berkata al-Qoobisiiy, “artinya adalah bahwasanya mereka itu pada lahirnya di atas agama kita, tetapi di batinnya menyelisihi”. [Fat-h al-Bariy: XIII/ 36].
Di dalam riwayat Muslim dari jalan yang lain, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Akan ada sepeninggalku beberapa imam yang tidak mengambil petunjuk (bimbingan) dengan petunjukku dan tidak mengambil sunnah dengan sunnahku, dan akan tegak di kalangan mereka beberapa lelaki yang hati mereka adalah hati setan di dalam tubuh manusia”. [Shahih Muslim: 1847, al-Jami’ ash-Shahih: VI/ 20 dan Shahih Muslim bi Syarh an-Nawawiy: XII/ 238].
Di dalam riwayat Ibnu Majah, Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Akan ada beberapa fitnah, di atas pintunya ada beberapa da’i (yang mengajak) ke neraka. Engkau mati dalam keadaan menggigit batang pohon lebih baik bagimu daripada mengikuti salah seorang dari mereka”. [HR Ibnu Majah: 3981. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy Shahih sebagaimana di dalam Shahih Sunan Ibni Majah: 3216 dan Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 1791].
Ulama yang menyesatkan ada karena tidak ikuti bimbingan dan petunjuk sunnah Rasulullah SAW
Dari dalil di atas, dapat diketahui bahwa akan ada dan senantiasa ada beberapa da’i yang akan mengajak kepada kesesatan dan neraka Jahannam. Maka rugi dan celakalah bagi orang yang menjawab dan mengikuti seruan atau dakwah mereka tersebut. Hal ini disebabkan para da’i tersebut tidak mengikuti bimbingan, petunjuk dan sunnah Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, bahkan ada dikalangan mereka yang berhati setan (Iblis) dengan membawa visi dan misi menuju kepada kesesatan dan neraka Jahannam dengan berbagai upaya dan segala macam tipu daya. Ma’adzallah.Akibat Bagi Orang Yang Mengajarkan Amalan Bid'ah
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk maka adalah baginya pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, yang demikian itu tidak mengurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka adalah atasnya dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, yang demikian itu tidak mengurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka”. [HR Muslim: 2674, dan lafazh ini baginya, at-Tirmidziy: 2674, Abu Dawud: 4609, Ibnu Majah: 206, Ahmad: II/ 397 dan ad-Darimiy: I/ 130-131. Berkata Abu ‘Isa at-Tirmidziy: Hadits ini adalah Hasan Shahih, dan berkata asy-Syaikh al-Albaniy: : Shahih, lihat al-Jami’ ash-Shahih: VIII/ 62, Shahih Muslim bi Syarh an-Nawawiy: XVI/ 227, Mukhtashor Shahih Muslim: 1860, Shahih Sunan at-Tirmidziy: 2154, Tuhfah al-Ahwadziy: VII/ 410-411, Shahih Sunan Abi Dawud: 3853, ‘Aun al-Ma’bud: XII/ 236, Shahih Sunan Ibnu Majah: 171, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 6234, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 865, Shahih at-Targhib wa at-Tarhib: 114, Misykah al-Mashobih: 158, Riyadl ash-Sholihin: 174, 1380, Tahqiq Riyaadl ash-Sholihin: 179, 1390 dan Faydl al-Qodir: 8663].Berkata al-Imam an-Nawawiy rahimahullah, “Dan barangsiapa mengajak (berdakwah) kepada petunjuk maka ia akan mendapatkan seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, atau (barangsiapa berdakwah) kepada kesesatan maka ia akan memperoleh dosa orang-orang yang mengikutinya, sama saja apakah petunjuk dan kesesatan itu ia yang memulainya ataukah telah didahului (oleh orang lain), dan sama saja apakah petunjuk dan kesesatan tersebut mengajarkan ilmu, ibadah, adab atau selain itu”. [Shahiih Muslim bi syarh an-Nawawiy: XVI/ 227].
Berkata asy-Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilaliy hafizhohullah , “Wajib bagi muslim agar waspada terhadap dakwah-dakwah palsu dan menjauhkan diri dari teman-teman yang buruk karena ia akan dimintai pertanggung-jawaban terhadap apa yang ia amalkan”. [Bahjah an-Nazhirin: I/ 262].
Dari Anas bin Malik, dari Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bahwasanya ia bersabda, “Dai manapun yang mengajak kepada kesesatan lalu ia diikuti, maka baginya seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, dan tidak akan berkurang sedikitpun dari dosa-dosa mereka. Dan da’i manapun yang mengajak kepada petunjuk lalu ia diikuti, maka baginya seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya dan tidak akan berkurang sedikitpun dari pahala-pahala mereka”. [HR Ibnu Majah: 205. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih, lihat Shahih Sunan Ibnu Majah: 170, Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 2712 dan Fay-dl al-Qodir: 3010].
Rasulullah SAW sangat khawatir akan para ulama yang justru membawa ke kesesatan
Dan bahkan Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam sangat mengkhawatirkan adanya fitnah dan bahaya yang akan menimpa umatnya, yang ditimbulkan oleh para imam mereka yang sesat lagi menyesatkan. Dengan dakwah dan fatwa yang tidak berlandaskan kepada keimanan dan petunjuk atau dalil, para imam tersebut merusak tatanan syariat islam, sehingga yang benar menjadi salah, yang salah menjadi benar, tauhid menjadi syirik dan syirik menjadi tauhid, yang sunnah menjadi bid’ah dan yang bid’ah menjadi sunnah. Sebagaimana telah diungkapkan oleh Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam di dalam hadits berikut,
Dari Tsauban berkata, Telah bersabda Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam, “Hanyalah yang aku takuti (khawatirkan) atas umatku adalah para imam yang menyesatkan”. [HR at-Tirmidziy: 2229, dan lafazh ini baginya, Ibnu Majah: 3952, Abu Dawud: 4252, Ad-Darimiy: II/ 311 dari Tsauban, I/ 70 dari Abu Darda’, dan Ahmad: V/ 278, 283 dari Tsauban, V: 145 dari Abu Dzarr, IV/ 123 dari Syaddad bin Aus, VI/ 441 dari Abu Darda’ dan I/ 42 dari ‘Umar bin al-Khoththob. Berkata at-Tirmidziy: hadits ini adalah hadits hasan shahih, dan berkata asy-Syaikh al-Albaniy: shahih, lihat Shahih Sunan at-Tirmidziy: 1817, Tuhfah al-Ahwadziy: VI/ 408-409, Shahih Sunan Ibnu Majah: 3192, Shahih Sunan Abu Dawud: 3577, ‘Aun al-Ma’bud: XI/ 218, Shahih al-Jami’ ash-Shaghiir: 1551, 2316, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 1582, Tahqiiq Misykah al-Mashobih: 5394 dan Fay-dl al-Qodir: 2563].
Berkata al-Imam al-Mubaarokfuuriy, “Yaitu orang yang mengajak kepada bid’ah-bid’ah, perbuatan fasiq dan dosa-dosa”. [Tuhfah al-Ahwadziy: VI/ 408 dan ‘Aun al-Ma’buud: XI/ 218].
Berkata al-Imam al-Munaawiy, “Yaitu orang-orang yang menyimpang lagi menyimpangkan (manusia) dari kebenaran”. [Fay-dl al-Qodir: II/ 563].
Dari Ziyaad bin Hudair berkata, Umar pernah berkata kepadaku, “Apakah engkau tahu apakah yang meruntuhkan islam?”. Aku berkata, “Tidak”. Umar berkata, “Yang meruntuhkan islam itu ialah tergelincirnya orang berilmu, debatnya orang munafik dengan alqur’an dan hukumnya imam-imam yang menyesatkan”. [Atsar ini diriwayatkan oleh ad-Darimiy: I/ 71. Berkata asy-syaikh al-Albaniy: Shahih, lihat Misykah al-Mashobih: 269 dan Mukhtashor Jami’ Bayan al-’ilmi wa fadllihi nomor: 122 halaman 116].
Munculnya Ulama yang menyeru ke kesesatan adalah tanda dekatnya hari kiamat
Dan Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam telah menerangkan sebagian tanda-tanda hari kiamat adalah dengan dituntutnya ilmu tentang agama dari sisi para ahli bid’ah atau orang-orang yang berkata dengan pendapat mereka, sebagaimana hadist berikut ini,Dari Abu Umayyah al-Jamhiy bahwasanya Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya sebahagian dari tanda-tanda hari kiamat adalah dituntutnya ilmu dari sisi al-Ashoghir”. [HR Ibnu al-Mubarak di dalam kitab az-Zuhd: 61 halaman 20-21 dan ath-Thabraniy. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy: Shahih, lihat Shahih al-Jami’ ash-Shaghir: 2207, Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: 695, Asyraath as-Saa’ah oleh Yusuf al-Wabil halaman 183, Mukhtashor Jaami’ Bayaan al-Ilmi wa fadllihi oleh Ibnu Abdilbarr halaman 67-68 dan Fay-dl al-Qodir: II/ 533 hadits nomor: 2475].
Dari Abdullah bin Mas’ud berkata, “manusia itu senantiasa di dalam kebaikan selama ilmu itu datang kepada mereka dari arah para shahabat Muhammad saw dan akaabir (yaitu para orang besar) mereka. Maka apabila ilmu itu datang kepada mereka dari ashooghir mereka maka pada saat itulah mereka binasa”. [Telah mengeluarkan atsar ini Ibnu al-Mubarak di dalam az-Zuhd: 815 halaman 281].
Pernah ditanyakan kepada Ibnu al-Mubarak, “siapakah al-Ashooghir itu?”. Ia menjawab, ” mereka adalah orang-orang yang berkata dengan ro’yu (pendapat) mereka. Adapun anak kecil meriwayatkan dari orang besar maka bukanlah anak kecil”. [Lihat catatan kaki nomor 2 kitab az-Zuhd halaman 21, Asyraath as-Saa’ah halaman 183 dan Mukhtashor Jaami’ Bayaan al-Ilmi wa fadllihi halaman 68].
Berkata Ibnu al-Mubarak, “al-Ashooghir itu adalah para ahli bid’ah”. [Silsilah al-Ahadits ash-Shahihah: I/ 316, Asyrath as-Sa’ah halaman 183 dan Fay-dl al-Qodir: II/ 533].
Ibnu Ubaid menyebutkan bahwasanya yang dimaksud shoghir (kecil) di dalam (hadits) ini adalah kecil di dalam kemampuan bukan di dalam usia. [Fay-dl al-Qodir: II/533].
Menilik hadits di atas bersama penjelasannya, maka apa yang telah disebutkan oleh Rosulullah Shallallahu alaihi wa sallam pasti akan terjadi dan kinipun telah terbukti, yakni banyak dan maraknya kaum muslimin menimba dan menuntut ilmu agama dan akhirat dari orang-orang yang dikenal sebagai ashooghir, yang telah dijelaskan oleh para ulama salaf sebagai ahli bid’ah dan orang yang berucap dengan pendapat mereka sampai menjelang datangnya hari kiamat. Dan hal ini merupakan celaan bagi mereka. asy-Syaikh Yusuf bin Abdullah bin Yusuf al-Wabil rahomahullah di dalam kitabnya Asyrath as-Sa’ah menyebutkan hadits ini sebagai tanda-tanda hari kiamat yang ketiga puluh lima dari tanda-tanda hari kiamat kecil.
Agar terjaga dari penyesatan para ulama yang membawa ke kesesatan.
Banyaknya pertentangan yang terjadi dikalangan ulama bisa membuat umat bingung untuk mengikuti aturan yang benar. Dan jika salah mengikuti maka bisa jadi malah ikut dengan ulama yang justru membawa ke kesesatan. Untuk itu Al Quran sudah memberikan jalan jika menghadapi pertentangan seperti ini:“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-(Nya), dan Ulil Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (Sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu adalah lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa: 59)
Pelajari Al Quran dan hadist agar terjaga dari penyesatan.
Kembali kepada Al Quran sebagai rujukan yang utama kemudian Hadist sebagai penjelas itu lebih baik jika menghadapi fatwa ulama yang membingungkan seperti fatwa ustad televisi yang beberapa waktu lalu membolehkan memilih pemimpin dari kalangan non muslim.Dari Abi Nujaih ‘Irbadl bin Sariyyah radliyallaahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam memberi pelajaran kepada kami sehingga hati kami takut kepadanya dan mata mencucurkan air mata. Kami berkata : “Wahai Rasulullah, sepertinya pelajaran ini adalah pelajaran orang yang akan berpisah ? Oleh karena itu, berilah kami nasihat”. Beliau bersabda : “Aku wasiatkan hendaklah kalian bertaqwa kepada Allah, mendengar dan taat kendati kalian diperintah oleh seorang budak, karena orang-orang yang hidup (sepeninggalku) dari kalian akan melihat pertentangan yang banyak. Maka, hendaklah kalian berpegang teguh pada sunnahku dan sunnah para khulafaur-rasyidin yang mendapat petunjuk sesudahku. Gigit (pegang erat) sunnah tersebut dengan gigi geraham. Tinggalkanlah hal-hal yang baru, karena setiap bid’ah adalah sesat” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 4607; At-Tirmidzi no. 2676; Ahmad 4/126-127; Ad-Darimi 1/44; Ibnu Majah no. 43,44; Ibnu Abi ‘Ashim dalam As-Sunnah no. 27; Ath-Thahawi dalam Syarh Musykilil-Atsar 2/69; Al-Baghawi no. 102; Al-Aajurriy dalam Asy-Syari’ah hal. 46; Al-Baihaqi 6/541; Al-Lalika’i dalam Syarh Ushulil-I’tiqad no. 81; Al-Marwadzi dalam As-Sunnah no. 69-72; Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah 5/220, 10/115; dan Al-Hakim 1/95-97. Hadits tersebut berkualitas shahih].
Baca juga: Petunjuk Walisongo Dalam Menghadapi BidahDari sini sudah jelas pengetahuan dan ilmu yang didapat dari mempelajari Al Quran dan hadist secara langsung serta mengikuti dan mengamalkan apa yang sudah dipelajari itulah yang akan menyelamatkan kita dari seruan seruan yang dilancarkan oleh para ulama yang tersesat. Agar ilmu dan amalan yang kita dapat dan kita lakukan betul betul bisa menyelamatkan bukan menjadi penyesalan di hari Akhirat.
Allah ta'ala berfirman yang artinya:
(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.(QS. 2:166)
Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti:` Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami. `Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesalan bagi mereka; dan sekali-kali mereka tidak akan ke luar dari api neraka.(QS. 2:167)
Pada hari itu pula tiada gunanya harta, anak dan kekuasaan kecuali orang yang datang kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dengan hati yang bersih dan suci.
Kunjungi Konsultasi Ruqyah Gratiss via whatsapp, rahasia dari ruqyah syar'iyyah dan temukan berbagai kasus ruqyah yang berhasil di sembuhkan di artikel Pertanyaan dan Jawaban Seputar Ruqyah Syariyyah <---- Klik , siapa tau ada yang sesuai dengan kondisi yang anda alami. Kunci rangkaian penyembuhan untuk mengatasi berbagai gangguan baik penyakit fisik atau penyakit hati (non-medis) serta berbagai gangguan ghaib. Atau silahkan langsung kunjungi halaman Cara dan Aturan Konsultasi Ruqyah Syariyyah Athallah <--- Klik
Untuk testimoni semua sahabat muslim yang sudah berhasil mengatasi gangguan yang dialami dengan ruqyah mandiri silahkan klik Testimonial. Disertai screen capture percakapan whatsapp.
"Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam." (QS. Asy-Syu'araa Ayat : 109, QS. Asy-Syu'araa Ayat :127, QS. Asy-Syu'araa Ayat :145, QS. Asy-Syu'araa Ayat :164, QS. Asy-Syu'araa Ayat :180)
Kami juga menyediakan CD Ruqyah (untuk ruqyah rumah/toko) yang berisi audio ruqyah mandiri beserta tutorial ruqyah mandiri dan ruqyah rumah disertai bacaaan surah surah ruqyah dalam arabic, latin dan terjemahan. Disertai juga tutorial dan tuntunan sunnah untuk LGBT, penyakit sihir, penyakit fisik dan susah jodoh dalam bentuk PDF. Praktis bagi anda untuk terapi penyembuhan dengan izin Allah subhanahu wa ta'ala dengan mendengarkan ayat ayat al quran yang berfungsi sebagai penyembuhan dan pembatal sihir serta penghilang gangguan jin dan ain. Untuk pemesanan dan info kunjungi post Mp3 dan CD ruqyah mandiri, Barokallahu fiikum..
- Tutorial Ruqyah Mandiri sebagai penyembuh dan pembersih diri dari gangguan ghaib, penyakit medis dan non medis <----- Klik Jika ingin membaca tutorialnya di web. Untuk ciri ciri terkena gangguan ghaib, gangguan jin, gangguan sihir atau ain bisa di lihat di Tanda atau ciri terkena gangguan jin, gangguan sihir atau penyakit ain
- Tuntunan sunnah untuk benteng diri agar gangguan itu tidak kembali muncul <---- Klik jika ingin membaca nya di web ini.
- Tutorial Ruqyah Rumah agar gangguan yang sudah dipaksa keluar dari badan juga keluar dari rumah tempat tinggal kita <---- Klik jika ingin membaca caranya di web
- Tuntunan sunnah menjadikan rumah dibenci setan dan jin sehingga jika sudah berhasil diusir dengan ruqyah rumah tidak kembali lagi masuk rumah. <---- Klik jika ingin membaca caranya di web ini.
- Memutar audio ruqyah rumah saat munculnya dua tanduk setan yaitu saat matahari terbit dan tenggelam, dimana pada dua waktu ini setan kekuatannya mejadi membesar. <---- Klik jika ingin mendapatkannya di web ini. Sesungguhnya Matahari terbit di antara dua tanduk setan, dan tenggelam di antara dua tanduk setan pula. (HR Abu Dawud dan Muslim)
“Jangan kalian membiarkan anak anak kalian di saat matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam sebab setan berpencar jika matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam,” (HR. Muslim).
Untuk testimoni semua sahabat muslim yang sudah berhasil mengatasi gangguan yang dialami dengan ruqyah mandiri silahkan klik Testimonial. Disertai screen capture percakapan whatsapp.
"Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam." (QS. Asy-Syu'araa Ayat : 109, QS. Asy-Syu'araa Ayat :127, QS. Asy-Syu'araa Ayat :145, QS. Asy-Syu'araa Ayat :164, QS. Asy-Syu'araa Ayat :180)
Kami juga menyediakan CD Ruqyah (untuk ruqyah rumah/toko) yang berisi audio ruqyah mandiri beserta tutorial ruqyah mandiri dan ruqyah rumah disertai bacaaan surah surah ruqyah dalam arabic, latin dan terjemahan. Disertai juga tutorial dan tuntunan sunnah untuk LGBT, penyakit sihir, penyakit fisik dan susah jodoh dalam bentuk PDF. Praktis bagi anda untuk terapi penyembuhan dengan izin Allah subhanahu wa ta'ala dengan mendengarkan ayat ayat al quran yang berfungsi sebagai penyembuhan dan pembatal sihir serta penghilang gangguan jin dan ain. Untuk pemesanan dan info kunjungi post Mp3 dan CD ruqyah mandiri, Barokallahu fiikum..
Info yang rugi jika anda lewatkan
“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk maka adalah baginya pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, yang demikian itu tidak mengurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka adalah atasnya dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, yang demikian itu tidak mengurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka” (HR. Muslim)
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad : 7)
Bagikan di media sosial yang anda ikuti dengan klik di tombol dibawah ini dan raih amal sholeh sebanyak banyak nya... InsyaAllah
Munculnya Ulama Yang Menyeru Ke Kesesatan
4/
5
Oleh
Anonim