Kisah ini diambil dari buku “Warisan Para Awliya” karya Farid al-Din Attar. Edisi Inggrisnya berjudul “Muslim Saints and Mystics: Episodes from the Tadhkirat al-Auliya (Memorial of the Saints).” Dia adalah Abdullah bin al-Mubarak. Karena beliau ini kaya, ia termasuk orang yang selalu menunaikan ibadah haji dan jihad di jalan Allah. Tahun ini naik haji dan tahun berikutnya berangkat berjihad. Demikianlah secara selang-seling selalu dilakukannya betapapun sibuk menderanya.
Maka tibalah tahun ini saatnya Abdullah bin al-Mubarak berangkat haji lagi. Setelah bekerja keras Abdullah bin Mubarak berhasil mengumpulkan bekal tak kurang 500 dinar uang emas. Dari kediamannya di Hijaz beliau pun berangkat menuju Makkah al-Mukarramah. Pada suatu waktu, setelah menyelesaikan ritual ibadah haji, dia tertidur dan bermimpi melihat dua malaikat yang turun dari langit.
“Berapa banyak yang datang tahun ini?” tanya malaikat kepada malaikat lainnya.
“600.000,” jawab malaikat lainnya.
“Berapa banyak mereka yang ibadah hajinya diterima?”
“Tidak satupun”
Percakapan ini membuat Abdullah bin al-Mubarak gemetar. “Apa?” Abdullah tersentak kaget dalam mimpinya dan ia pun menangis. “Semua orang-orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?” ujarnya.
“Ada seorang tukang sepatu di Damaskus yang dipanggil Ali bin Muwaffaq. “Dia tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni,” ujar malaikat pertama.
Ketika Abdullah Ibnu Mubarak mendengar percakapannya itu, maka terbangunlah ia dari tidurnya dan langsung berangkat menuju Damaskus untuk mencari orang yang bernama Ali bin Muwaffaq itu. Dia telusuri seluruh penjuru kota sampai tempat tinggal Muwaffaq berhasil beliau temukan. Dan ketika diketuk pintunya, keluarlah seorang lelaki dan segera ia bertanya tentang namanya.
“Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!” Sapa Ibnu Mubarak sambil mengetuk pintu. “Siapakah namamu dan pekerjaan apa yang kamu lakukan?” Tanya Ibnu al-Mubarak kepada lelaki yang ditemuinya.
“Aku Ali bin Muwaffaq, penjual sepatu. Siapakah Anda?”
Kepada lelaki itu Ibnu al-Mubarak menerangkan jadi dirinya dan maksud kedatangannya. Setelah tahu siapa yang datang serta maksud dan tujuannya tiba-tiba Muwaffaq menangis dan jatuh pingsan.
Ketika sadar, Ibnu Mubarak memohon agar Muwaffaq berkenan untuk menceritakan semua yang dia alami terkait dengan hajinya. Ali bin Muwaffaq pun kemudian bercerita:
“Selama 40 tahun aku telah rindu untuk melakukan perjalanan haji ini. Aku telah menyisihkan 350 dirham dari hasil berdagang sepatu. Tahun ini aku memutuskan untuk pergi ke Mekkah, sejak istriku mengandung. Suatu hari istriku mencium aroma makanan yang sedang dimasak oleh tetangga sebelah, dan memohon kepadaku agar ia bisa mencicipinya sedikit. Aku pergi menuju tetangga sebelah, mengetuk pintunya kemudian menjelaskan situasinya. Tetanggaku mendadak menagis.
“Sudah tiga hari ini anakku tidak makan apa-apa,” katanya. “Hari ini aku melihat keledai mati tergeletak dan memotongnya kemudian memasaknya untuk mereka. Ini bukan makanan yang halal bagimu.” Hatiku serasa terbakar ketika aku mendengar ceritanya. Aku mengambil 350 dirhamku dan memberikan kepadanya. “Belanjakan ini untuk anakmu,” kataku. “Inilah perjalanan hajiku.”
“Malaikat berbicara dengan nyata di dalam mimpiku dan Penguasa kerajaan surga adalah benar dalam keputusan-Nya,” ujar Abdullah berusaha membenarkan mimpinya.
Demikian kisah nyata yang terjadi pada seorang penjual sepatu beberapa ratus tahun yang lalu, yang dikisahkan melalui mulut Abdullah bin al-Mubarak. Meski tak pernah berhaji, tetapi ia telah mendapatkan pahala seperti haji mabrur karena keikhlasannya berbagi kepada tetangga, yang sebenarnya uang itu dipergunakan untuk ongkos hajinya ke Mekkah tahun itu. Subhanallah!
Abdullah bin al-Mubarak sendiri bukanlah orang sembarangan. Nama aslinya adalah Abu Abdurrahman Abdullah bin al-Mubarak al-Hanzhali al Marwazi, lahir pada tahun 118 H/736 M. Ia adalah seorang ahli Hadits yang terkemuka dan seorang petapa termasyhur. Ia sangat ahli di dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, antara lain di dalam bidang gramatika dan kesusastraan. Ia adalah seorang saudagar kaya yang banyak memberi bantuan kepada orang-orang miskin. Ia meninggal dunia di kota Hit yang terletak di tepi sungai Euphrat pada tahun 181 H/797 M.
Meski begitu, kenapa malaikat yang diimpikannya tidak memasukkannya ke dalam golongan orang yang berhaji Mabrur. Padahal, dia adalah seorang yang kaya dan dermawan. Dia juga seorang yang berilmu. Tapi, bagaimana bisa ia tidak mendapatkan pahala haji mabrur, seperti yang diimpikannya.
Inilah rahasia terbesar dari ibadah haji. Orang kaya dan berilmu tidak menjamin hajinya akan mabrur. Sebaliknya, orang yang miskin dan kadang disepelekan orang, namun bisa mendapatkan gelar haji mabrur. Ternyata, yang membedakan keduanya adalah hati, yaitu keikhlasan untuk berangkat ibadah haji dan proses yang dilaluinya sebelum berangkat ke sana.
Bagi Ali bin Muwaffaq, uang 350 dirham tidaklah sedikit dan itu diperolehnya dalam rentang waktu 40 tahun. Bayangkan saja, itu bukanlah waktu yang singkat. Namun, ketika uang itu sudah terkumpul dan hendak pergi ke tanah suci, justru ia sedekahkan kepada orang lain yang lebih membutuhkan. Subhanallah!
Adakah orang seperti dia sekarang ini? Hampir jarang ditemukan, kalau malah dibilang tidak ada. Yang ada, orang kaya justru ingin selalu pergi haji setiap tahun, tapi tetangga sebelah kanan dan kiri pada kelaparan. Karena itu, langkah yang paling bijak adalah antara ibadah sosial (horizontal) dan ibadah spiritual (vertikal) harus seimbang.
Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi menegaskan bahwa ibadah haji adalah bagian ibadah unik dan berbeda, karena merupakan ibadah fisik dan harta sekaligus. Shalat dan shaum adalah dua ibadah fisik. Sedangkan zakat merupakan ibadah harta. Ibadah haji menggabungkan dua hal tersebut. Karena manusia yang berangkat ibadah haji pasti mencurahkan kekuatan fisiknya dan mempersiapkan hartanya, karena orang yang menunaikan ibadah haji pada dasarnya sedang melaksanakan ibadah safar dan rihlah yang pasti membutuhkan biaya-biaya.
Ya, ibadah haji memiliki keistimewaan sendiri karena ia menggabungkan antara ibadah fisik dan harta sekaligus. Karena itu, tidak semua orang bisa berangkat ke tanah suci. Sebab itulah, Allah hanya membebankan sekali seumur hidup untuk bisa naik haji, itu pun hanya bagi orang yang mampu saja.
Dalam satu hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw berpidato dengan menyatakan: "Hai manusia! Allah telah mewajibkan haji atasmu, maka tunaikanlah". Seorang sahabat bertanya: "Apakah setiap tahun ya Rasulullah?" Nabi diam, hingga orang itu mengajukan pertanyaannya tiga kali. Kemudian Nabi bersabda: "Andaikan saya katakan "ya", maka akan menjadi wajib, sedang kamu tak akan sanggup memenuhinya" (HR. Bukhari dan Muslim).
Meskipun kewajiban haji hanya sekali seumur hidup, namun menunaikannya harus dilakukan sesegera mungkin apabila kemampuan sudah dimiliki. Dan satu hal yang penting, bahwa naik haji janganlah dijadikan sebagai “ajang gengsi”. Sebab, seperti kisah di atas, banyak orang yang naik haji, tapi tak satu pun yang mendapatkan pahala haji mabrur. Karena itu, sebelum berangkat ke sana, bersihkan hati kita dan tekadkan niat berhaji hanya untuk mencari ridha Allah SWT. Semoga!
Maka tibalah tahun ini saatnya Abdullah bin al-Mubarak berangkat haji lagi. Setelah bekerja keras Abdullah bin Mubarak berhasil mengumpulkan bekal tak kurang 500 dinar uang emas. Dari kediamannya di Hijaz beliau pun berangkat menuju Makkah al-Mukarramah. Pada suatu waktu, setelah menyelesaikan ritual ibadah haji, dia tertidur dan bermimpi melihat dua malaikat yang turun dari langit.
“Berapa banyak yang datang tahun ini?” tanya malaikat kepada malaikat lainnya.
“600.000,” jawab malaikat lainnya.
“Berapa banyak mereka yang ibadah hajinya diterima?”
“Tidak satupun”
Percakapan ini membuat Abdullah bin al-Mubarak gemetar. “Apa?” Abdullah tersentak kaget dalam mimpinya dan ia pun menangis. “Semua orang-orang ini telah datang dari belahan bumi yang jauh, dengan kesulitan yang besar dan keletihan di sepanjang perjalanan, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan semua usaha mereka menjadi sia-sia?” ujarnya.
“Ada seorang tukang sepatu di Damaskus yang dipanggil Ali bin Muwaffaq. “Dia tidak datang menunaikan ibadah haji, tetapi ibadah hajinya diterima dan seluruh dosanya telah diampuni,” ujar malaikat pertama.
Ketika Abdullah Ibnu Mubarak mendengar percakapannya itu, maka terbangunlah ia dari tidurnya dan langsung berangkat menuju Damaskus untuk mencari orang yang bernama Ali bin Muwaffaq itu. Dia telusuri seluruh penjuru kota sampai tempat tinggal Muwaffaq berhasil beliau temukan. Dan ketika diketuk pintunya, keluarlah seorang lelaki dan segera ia bertanya tentang namanya.
“Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh!” Sapa Ibnu Mubarak sambil mengetuk pintu. “Siapakah namamu dan pekerjaan apa yang kamu lakukan?” Tanya Ibnu al-Mubarak kepada lelaki yang ditemuinya.
“Aku Ali bin Muwaffaq, penjual sepatu. Siapakah Anda?”
Kepada lelaki itu Ibnu al-Mubarak menerangkan jadi dirinya dan maksud kedatangannya. Setelah tahu siapa yang datang serta maksud dan tujuannya tiba-tiba Muwaffaq menangis dan jatuh pingsan.
Ketika sadar, Ibnu Mubarak memohon agar Muwaffaq berkenan untuk menceritakan semua yang dia alami terkait dengan hajinya. Ali bin Muwaffaq pun kemudian bercerita:
“Selama 40 tahun aku telah rindu untuk melakukan perjalanan haji ini. Aku telah menyisihkan 350 dirham dari hasil berdagang sepatu. Tahun ini aku memutuskan untuk pergi ke Mekkah, sejak istriku mengandung. Suatu hari istriku mencium aroma makanan yang sedang dimasak oleh tetangga sebelah, dan memohon kepadaku agar ia bisa mencicipinya sedikit. Aku pergi menuju tetangga sebelah, mengetuk pintunya kemudian menjelaskan situasinya. Tetanggaku mendadak menagis.
“Sudah tiga hari ini anakku tidak makan apa-apa,” katanya. “Hari ini aku melihat keledai mati tergeletak dan memotongnya kemudian memasaknya untuk mereka. Ini bukan makanan yang halal bagimu.” Hatiku serasa terbakar ketika aku mendengar ceritanya. Aku mengambil 350 dirhamku dan memberikan kepadanya. “Belanjakan ini untuk anakmu,” kataku. “Inilah perjalanan hajiku.”
“Malaikat berbicara dengan nyata di dalam mimpiku dan Penguasa kerajaan surga adalah benar dalam keputusan-Nya,” ujar Abdullah berusaha membenarkan mimpinya.
Demikian kisah nyata yang terjadi pada seorang penjual sepatu beberapa ratus tahun yang lalu, yang dikisahkan melalui mulut Abdullah bin al-Mubarak. Meski tak pernah berhaji, tetapi ia telah mendapatkan pahala seperti haji mabrur karena keikhlasannya berbagi kepada tetangga, yang sebenarnya uang itu dipergunakan untuk ongkos hajinya ke Mekkah tahun itu. Subhanallah!
Abdullah bin al-Mubarak sendiri bukanlah orang sembarangan. Nama aslinya adalah Abu Abdurrahman Abdullah bin al-Mubarak al-Hanzhali al Marwazi, lahir pada tahun 118 H/736 M. Ia adalah seorang ahli Hadits yang terkemuka dan seorang petapa termasyhur. Ia sangat ahli di dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan, antara lain di dalam bidang gramatika dan kesusastraan. Ia adalah seorang saudagar kaya yang banyak memberi bantuan kepada orang-orang miskin. Ia meninggal dunia di kota Hit yang terletak di tepi sungai Euphrat pada tahun 181 H/797 M.
Meski begitu, kenapa malaikat yang diimpikannya tidak memasukkannya ke dalam golongan orang yang berhaji Mabrur. Padahal, dia adalah seorang yang kaya dan dermawan. Dia juga seorang yang berilmu. Tapi, bagaimana bisa ia tidak mendapatkan pahala haji mabrur, seperti yang diimpikannya.
Inilah rahasia terbesar dari ibadah haji. Orang kaya dan berilmu tidak menjamin hajinya akan mabrur. Sebaliknya, orang yang miskin dan kadang disepelekan orang, namun bisa mendapatkan gelar haji mabrur. Ternyata, yang membedakan keduanya adalah hati, yaitu keikhlasan untuk berangkat ibadah haji dan proses yang dilaluinya sebelum berangkat ke sana.
Bagi Ali bin Muwaffaq, uang 350 dirham tidaklah sedikit dan itu diperolehnya dalam rentang waktu 40 tahun. Bayangkan saja, itu bukanlah waktu yang singkat. Namun, ketika uang itu sudah terkumpul dan hendak pergi ke tanah suci, justru ia sedekahkan kepada orang lain yang lebih membutuhkan. Subhanallah!
Adakah orang seperti dia sekarang ini? Hampir jarang ditemukan, kalau malah dibilang tidak ada. Yang ada, orang kaya justru ingin selalu pergi haji setiap tahun, tapi tetangga sebelah kanan dan kiri pada kelaparan. Karena itu, langkah yang paling bijak adalah antara ibadah sosial (horizontal) dan ibadah spiritual (vertikal) harus seimbang.
Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi menegaskan bahwa ibadah haji adalah bagian ibadah unik dan berbeda, karena merupakan ibadah fisik dan harta sekaligus. Shalat dan shaum adalah dua ibadah fisik. Sedangkan zakat merupakan ibadah harta. Ibadah haji menggabungkan dua hal tersebut. Karena manusia yang berangkat ibadah haji pasti mencurahkan kekuatan fisiknya dan mempersiapkan hartanya, karena orang yang menunaikan ibadah haji pada dasarnya sedang melaksanakan ibadah safar dan rihlah yang pasti membutuhkan biaya-biaya.
Ya, ibadah haji memiliki keistimewaan sendiri karena ia menggabungkan antara ibadah fisik dan harta sekaligus. Karena itu, tidak semua orang bisa berangkat ke tanah suci. Sebab itulah, Allah hanya membebankan sekali seumur hidup untuk bisa naik haji, itu pun hanya bagi orang yang mampu saja.
Dalam satu hadits diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw berpidato dengan menyatakan: "Hai manusia! Allah telah mewajibkan haji atasmu, maka tunaikanlah". Seorang sahabat bertanya: "Apakah setiap tahun ya Rasulullah?" Nabi diam, hingga orang itu mengajukan pertanyaannya tiga kali. Kemudian Nabi bersabda: "Andaikan saya katakan "ya", maka akan menjadi wajib, sedang kamu tak akan sanggup memenuhinya" (HR. Bukhari dan Muslim).
Meskipun kewajiban haji hanya sekali seumur hidup, namun menunaikannya harus dilakukan sesegera mungkin apabila kemampuan sudah dimiliki. Dan satu hal yang penting, bahwa naik haji janganlah dijadikan sebagai “ajang gengsi”. Sebab, seperti kisah di atas, banyak orang yang naik haji, tapi tak satu pun yang mendapatkan pahala haji mabrur. Karena itu, sebelum berangkat ke sana, bersihkan hati kita dan tekadkan niat berhaji hanya untuk mencari ridha Allah SWT. Semoga!
Kunjungi Konsultasi Ruqyah Gratiss via whatsapp, rahasia dari ruqyah syar'iyyah dan temukan berbagai kasus ruqyah yang berhasil di sembuhkan di artikel Pertanyaan dan Jawaban Seputar Ruqyah Syariyyah <---- Klik , siapa tau ada yang sesuai dengan kondisi yang anda alami. Kunci rangkaian penyembuhan untuk mengatasi berbagai gangguan baik penyakit fisik atau penyakit hati (non-medis) serta berbagai gangguan ghaib. Atau silahkan langsung kunjungi halaman Cara dan Aturan Konsultasi Ruqyah Syariyyah Athallah <--- Klik
Untuk testimoni semua sahabat muslim yang sudah berhasil mengatasi gangguan yang dialami dengan ruqyah mandiri silahkan klik Testimonial. Disertai screen capture percakapan whatsapp.
"Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam." (QS. Asy-Syu'araa Ayat : 109, QS. Asy-Syu'araa Ayat :127, QS. Asy-Syu'araa Ayat :145, QS. Asy-Syu'araa Ayat :164, QS. Asy-Syu'araa Ayat :180)
Kami juga menyediakan CD Ruqyah (untuk ruqyah rumah/toko) yang berisi audio ruqyah mandiri beserta tutorial ruqyah mandiri dan ruqyah rumah disertai bacaaan surah surah ruqyah dalam arabic, latin dan terjemahan. Disertai juga tutorial dan tuntunan sunnah untuk LGBT, penyakit sihir, penyakit fisik dan susah jodoh dalam bentuk PDF. Praktis bagi anda untuk terapi penyembuhan dengan izin Allah subhanahu wa ta'ala dengan mendengarkan ayat ayat al quran yang berfungsi sebagai penyembuhan dan pembatal sihir serta penghilang gangguan jin dan ain. Untuk pemesanan dan info kunjungi post Mp3 dan CD ruqyah mandiri, Barokallahu fiikum..
- Tutorial Ruqyah Mandiri sebagai penyembuh dan pembersih diri dari gangguan ghaib, penyakit medis dan non medis <----- Klik Jika ingin membaca tutorialnya di web. Untuk ciri ciri terkena gangguan ghaib, gangguan jin, gangguan sihir atau ain bisa di lihat di Tanda atau ciri terkena gangguan jin, gangguan sihir atau penyakit ain
- Tuntunan sunnah untuk benteng diri agar gangguan itu tidak kembali muncul <---- Klik jika ingin membaca nya di web ini.
- Tutorial Ruqyah Rumah agar gangguan yang sudah dipaksa keluar dari badan juga keluar dari rumah tempat tinggal kita <---- Klik jika ingin membaca caranya di web
- Tuntunan sunnah menjadikan rumah dibenci setan dan jin sehingga jika sudah berhasil diusir dengan ruqyah rumah tidak kembali lagi masuk rumah. <---- Klik jika ingin membaca caranya di web ini.
- Memutar audio ruqyah rumah saat munculnya dua tanduk setan yaitu saat matahari terbit dan tenggelam, dimana pada dua waktu ini setan kekuatannya mejadi membesar. <---- Klik jika ingin mendapatkannya di web ini. Sesungguhnya Matahari terbit di antara dua tanduk setan, dan tenggelam di antara dua tanduk setan pula. (HR Abu Dawud dan Muslim)
“Jangan kalian membiarkan anak anak kalian di saat matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam sebab setan berpencar jika matahari terbenam sampai menghilang kegelapan malam,” (HR. Muslim).
Untuk testimoni semua sahabat muslim yang sudah berhasil mengatasi gangguan yang dialami dengan ruqyah mandiri silahkan klik Testimonial. Disertai screen capture percakapan whatsapp.
"Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam." (QS. Asy-Syu'araa Ayat : 109, QS. Asy-Syu'araa Ayat :127, QS. Asy-Syu'araa Ayat :145, QS. Asy-Syu'araa Ayat :164, QS. Asy-Syu'araa Ayat :180)
Kami juga menyediakan CD Ruqyah (untuk ruqyah rumah/toko) yang berisi audio ruqyah mandiri beserta tutorial ruqyah mandiri dan ruqyah rumah disertai bacaaan surah surah ruqyah dalam arabic, latin dan terjemahan. Disertai juga tutorial dan tuntunan sunnah untuk LGBT, penyakit sihir, penyakit fisik dan susah jodoh dalam bentuk PDF. Praktis bagi anda untuk terapi penyembuhan dengan izin Allah subhanahu wa ta'ala dengan mendengarkan ayat ayat al quran yang berfungsi sebagai penyembuhan dan pembatal sihir serta penghilang gangguan jin dan ain. Untuk pemesanan dan info kunjungi post Mp3 dan CD ruqyah mandiri, Barokallahu fiikum..
Info yang rugi jika anda lewatkan
“Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk maka adalah baginya pahala seperti pahala-pahala orang yang mengikutinya, yang demikian itu tidak mengurangi sedikitpun dari pahala-pahala mereka. Dan barangsiapa yang mengajak kepada kesesatan maka adalah atasnya dosa seperti dosa-dosa orang yang mengikutinya, yang demikian itu tidak mengurangi sedikitpun dari dosa-dosa mereka” (HR. Muslim)
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad : 7)
Bagikan di media sosial yang anda ikuti dengan klik di tombol dibawah ini dan raih amal sholeh sebanyak banyak nya... InsyaAllah
Haji Mabrur Penjual Sepatu
4/
5
Oleh
Anonim