Cara melindungi diri atau amalan untuk membentengi / melindungi / memagari diri dari gangguan setan dan jin. Banyak hal yang harus diperhatikan sebagai upaya penyembuhan dan perlindungan dari gangguan ghaib bagi para umat muslim yang sedang mendapatkan sakit terutama sakit sakit yang berkaitan dengan non-medis. Walau sebenarnya pada kenyataannya, banyak penyakit penyakit fisik itu juga berasal dan berawal dari penyakit penyakit non-medis.
Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam sudah mengajarkan kepada umatnya berbagai tuntunan sunnah dan doa memohon perlindungan kepada Allah azza wa jalla dari gangguan ghaib yang ada di sekitar kita.
Mengucap Istirja dan Basmallah setiap mendapat musibah. Karena ini bisa membuat setan mengecil.
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan:
"Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah jugalah kami kembali).
(QS. Al-Baqarah 2:156)
“Tunggangan Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam tergelincir, maka aku katakan: ‘Celaka setan.’ Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ‘Janganlah engkau mengucapkan ‘celakalah setan.’ Karena jika engkau mengucapkannya, maka ia akan membesar dan berkata: ‘dengan kekuatanku, aku jatuhkan dia.’ Jika engkau mengucapkan bismillah, maka ia akan menjadi kecil hingga seperti seekor lalat.’”
(HR. Ahmad, Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani)
Hadist di atas merupakan kunci untuk mengalahkan setan dan jin dengan ijin dan kehendak Allah tabaraka wa ta'ala. Sudah kami bahas tuntas pada link post dibawah ini:
Membaca doa saat menanggalkan pakaian dan masuk kamar mandi atau wc.
Kami meriwayatkan di kitab Ibn as-Sunni dari Anas Radhiyallahu ‘anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
سَتْرُ مَا بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَعَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ أَنْ يَقُوْلَ الرَّجُلُ الْمُسْلِمُ إِذَا أَرَادَ أَنْ يَطْرَحَ ثِيَابَهُ: بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ.
‘Penutup antara mata jin dan aurat anak cucu Adam jika hendak membuka pakaiannya ada-lah hendaknya seorang muslim mengucapkan,(
Bismillahil lazi la ilaha illa huwa. ) ‘Dengan nama Allah yang tiada tuhan yang berhak disembah selain Dia’.”
Takhrij Hadits: Shahih: Diriwayatkan oleh ath-Thabrani dalam al-Mu’jam al-Ausath no. 7062, ad-Dua’ no. 368; Ibn as-Sunni no. 21, 273 dan 274; Ibnu Adi no. 3/1055; Ibnu Asakir 19/383 dari jalan Zaid al-Ammi, dari Anas dengan hadits tersebut.
“Penghalang antara pandangan jin dan aurat manusia adalah jika salah seorang di antara mereka memasuki tempat buang hajat, lalu ia ucapkan “Bismillah”.”
[HR. Tirmidzi no. 606, dari ‘Ali bin Abi Tholib. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih.]
Dari Anas bin Malik, beliau mengatakan,
كَانَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – إِذَا دَخَلَ الْخَلاَءَ قَالَ « اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْخُبُثِ وَالْخَبَائِثِ »
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki jamban, beliau ucapkan:
Allahumma inni a’udzu bika minal khubutsi wal khobaits (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari setan laki-laki dan setan perempuan).”
[HR. Bukhari no. 142 dan Muslim no. 375.]
Sunnah membaca doa setiap menanggalkan pakaian dan masuk wc ini mohon dijaga. Terutama untuk para penderita gangguan jin nasab yang mempunyi efek susah jodoh, terkena penyimpangan sexual (LGBT = Lesbian Gay Bisexual Transgender), atau juga bagi para rekan yang terindikasi sihir perceraian, sihir mahabah, dan gangguan ghaib pengamal ilmu khodam. Dan akan lebih baik juga bagi yang merasa tidak ada gangguan juga menjalani dan menjaga sunnah sunnah ini. Karena kita tidak tahu takdir atau ketetapan Allah yang manakah yang berlaku jika kita tidak menjaga sunnah ini.
Menjaga Dzikir Istigfar dan Tasbih
”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ingatlah, sungguh Allah akan menghalangi rizki seorang hamba disebabkan dosa yang dikerjakannya.”
(HR Ibnu Majah, Ahmad, Hakim: Shahih Isnad)
Kesehatan, kemudahan dalam menjalani hidup, kebahagiaan dan segala nikmat itu merupakan rezeki. Jad tidak selalu uang atau harta.
“Barangsiapa senantiasa beristighfar, niscaya Allah menjadikan untuk setiap kesedihannya kelapangan dan untuk setiap kesempitannya jalan keluar, dan akan diberi-Nya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.”
(HR. Abu Daud)
Dari ‘Abdullah bin ‘Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidaklah seorang di muka bumi ini mengucapkan: Laa ilaha illallah, wallahu akbar, subhanallah, wal hamdulillah, wa laa hawla wa laa quwwata illa billah, melainkan dosa-dosanya akan dihapus walaupun sebanyak buih di lautan.”
(HR. Ahmad 2/158, sanadnya hasan)
Bagi para penderita gangguan dalam ibadah atau gangguan ghaib yang berat biasanya mengeluh karena kesulitan menjaga rutinitas dzikir ini. Karena seakan akan mulut itu menjadi kelu atau susah sekali fokus. Untuk itu admin ruqyah syariyyah athallah memberikan tips sebagai berikut:
- ambil smartphone anda
- masuk aplikasi sound recorder atau perekam suara
- rekam suara anda sendiri yang sedang berdzikir (yang dibold dibawah ini):
- Istigfar 3x (Astaghfirullah hal adzim" : artinya adalah "Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung")
- Subhanallah Walhamdulillah Walaa ilaha illallah Wallahu Akbar laa haula wala quwwata illa billahil aliyyil adzim 1x
- Putar secara berulang dan dengarkan via headset atau dengan speaker kecil dengan suara yang sedang.
- Buat hati anda mengikuti dzikir ini
Membaca Basmallah saat mau makan dan minum
Dari Hudzaifah, ia berkata, “Jika kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menghadiri jamuan makanan, maka tidak ada seorang pun di antara kami yang meletakkan tangannya hingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memulainya. Dan kami pernah bersama beliau menghadiri jamuan makan, lalu seorang Arab badui datang yang seolah-oleh ia terdorong, lalu ia meletakkan tangannya pada makanan, namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memegang tangannya. Kemudian seorang budak wanita datang sepertinya ia terdorong hendak meletakkan tangannya pada makanan, namun beliau memegang tangannya dan berkata,
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَيَسْتَحِلُّ الطَّعَامَ الَّذِى لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ جَاءَ بِهَذَا الأَعْرَابِىِّ يَسْتَحِلُّ بِهِ فَأَخَذْتُ بِيَدِهِ وَجَاءَ بِهَذِهِ الْجَارِيَةِ يَسْتَحِلُّ بِهَا فَأَخَذْتُ بِيَدِهَا فَوَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ إِنَّ يَدَهُ لَفِى يَدِى مَعَ أَيْدِيهِمَا
“Sungguh, setan menghalalkan makanan yang tidak disebutkan nama Allah padanya. Setan datang bersama orang badui ini, dengannya setan ingin menghalalkan makanan tersebut, maka aku pegang tangannya. Dan setan tersebut juga datang bersama budak wanita ini, dengannya ia ingin menghalalkan makanan tersebut, maka aku pegang tangannya. Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sesungguhnya tangan setan tersebut ada di tanganku bersama tangan mereka berdua.”
(HR. Abu Daud no. 3766. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih)
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Jika seseorang meninggalkan membaca “bismillah” di awal karena sengaja, lupa, dipaksa, tidak mampu mengucapkannya karena suatu alasan, lalu ia bisa mengucapkan di tengah-tengah makannya, maka ia dianjurkan mengucapkan “Bismillaah awwalahu wa aakhirohu”
(Al Adzkar, hal. 427, terbitan Dar Ibnu Khuzaimah)
Ada beberapa hadits yang juga membahas tentang hal ini.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فَإِنْ نَسِىَ أَنْ يَذْكُرَ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى فِى أَوَّلِهِ فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia menyebut nama Allah Ta’ala. Jika ia lupa untuk menyebut nama Allah Ta’ala di awal, hendaklah ia mengucapkan: “Bismillaah awwalahu wa aakhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”.
(HR. Abu Daud no. 3767 dan At Tirmidzi no. 1858. At Tirmidzi mengatakan hadits tersebut hasan shahih. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih)
Dalam lafadzh lain disebutkan,
إِذَا أَكَلَ أَحَدكُمْ طَعَامًا فَلْيَقُلْ بِسْمِ اللَّه ، فَإِنْ نَسِيَ فِي أَوَّله فَلْيَقُلْ : بِسْمِ اللَّه فِي أَوَّله وَآخِره
“Apabila salah seorang di antara kalian makan, maka hendaknya ia ucapkan “Bismillah”. Jika ia lupa untuk menyebutnya, hendaklah ia mengucapkan: Bismillaah fii awwalihi wa aakhirihi (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya)”.
(HR. Tirmidzi no. 1858, Abu Daud no. 3767 dan Ibnu Majah no. 3264. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih dan Syaikh Al Albani menyatakan hadits ini shahih).
Dari Umayyah bin Mihshon, Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata,
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- جَالِسًا وَرَجُلٌ يَأْكُلُ فَلَمْ يُسَمِّ حَتَّى لَمْ يَبْقَ مِنْ طَعَامِهِ إِلاَّ لُقْمَةٌ فَلَمَّا رَفَعَهَا إِلَى فِيهِ قَالَ بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ فَضَحِكَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- ثُمَّ قَالَ « مَا زَالَ الشَّيْطَانُ يَأْكُلُ مَعَهُ فَلَمَّا ذَكَرَ اسْمَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ اسْتَقَاءَ مَا فِى بَطْنِهِ »
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah duduk dan saat itu ada seseorang yang makan tanpa membaca bismillah hingga makanannya tersisa satu suapan. Ketika ia mengangkat suapan tersebut ke mulutnya, ia mengucapkan, “Bismillah awwalahu wa akhirohu (dengan nama Allah pada awal dan akhirnya).” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun tertawa dan beliau bersabda, “Setan terus makan bersamanya hingga. Ketika ia menyebut nama Allah (bismillah), setan memuntahkan apa yang ada di perutnya.”
(HR. Abu Daud no. 3768, Ahmad 4: 336 dan An Nasai dalam Al Kubro 10113. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan. Al Hakim menshahihkan hadits ini dan disetujui oleh Adz Dzahabi. Al Mutsanna bin ‘Abdurrahman mengatakan hadits ini hasan dan memiliki berbagai penguat. Lihat Majma’ Az Zawaid, 5: 22)
Selalu mendahulukan dan mengutamakan tubuh atau tangan bagian kanan dibanding tubuh atau tangan sebelah kiri dalam emalkukan segala hal termasuk mengenakan pakaian, memakai sandal atau makan dan minum
Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam mengingatkan:
إِذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِهِ وَإِذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ
“Jika salah seorang dari kalian akan makan, hendaknya makan dengan tangan kanan. Dan apabila ingin minum, hendaknya minum dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya”
[HR. Muslim]
Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إِذَا لَبِسْتُمْ وَإِذَا تَوَضَّأْتُمْ فَابْدَءُوا بِأَيَامِنِكُمْ
“Jika kalian akan mengenakan pakaian dan berwudhu, mulailah dengan sebelah kanan kalian”
[HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi dengan sanad shahih]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu.
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا انْتَعَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَبْدَأْ بِالْيَمِينِ وَإِذَا نَزَعَ فَلْيَبْدَأْ بِالشِّمَالِ ….
“Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Jika salah seorang dari kalian akan mengenakan sandal, hendaknya memulai dengan kaki kanannya. Dan apabila akan melepasnya, hendaknya memulai dengan kaki kirinya…”
[Muttafaqun alaihi]
Melakukan Istinsyaq dan Istinsyar serta mencuci tangan setelah bangun tidur. Akan lebih baik jika langsung berwudhu.
Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam bersabda: "Jika salah seorang diantara kamu bangun dari tidur, maka hendaklah dia ber istintsar (mengeluarkan air dari hidung setelah istinsyaq (menghirup air ke hidung) tiga kali, sebab syetan menginap di rongga hidungnya”
(Muttafaq Alaih atau HR. Bukhori dan Muslim)
Untuk mengetahui lebih jelas dan komplit tentang istinsyaq dan istinsyar maka silahkan kunjungi atau klik halaman berikut ini:
Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ فَلاَ يَغْمِسْ يَدَهُ فِى الإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلاَثًا فَإِنَّهُ لاَ يَدْرِى أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ Jika salah seorang di antara kalian bangun tidur, maka janganlah dia mencelupkan tangannya di dalam bejana sampai dia mencucinya tiga kali terlebih dahulu, karena dia tidak tahu di manakah tangannya bermalam.”
(HR. Bukhori dan Muslim)
Menutup mulut saat menguap
Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam:
التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ.
“Kuapan (menguap) itu datangnya dari syaitan. Jika salah seorang di antara kalian ada yang menguap, maka hendaklah ia menahan semampunya”
[HR. Al-Bukhari no. 6226 dan Muslim no. 2944. Lafazh ini berdasarkan riwayat Bukhari]
Apabila tidak mampu menahan, maka tutuplah mulut dengan meletakkan tangannya pada mulutnya, hal ini berdasarkan sabda Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam:
إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ عَلَى فِيْهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ
“Apabila salah seorang di antara kalian menguap maka hendaklah menutup mulut dengan tangannya karena syaitan akan masuk (ke dalam mulut yang terbuka).”
[HR. Muslim no. 2995 dan Abu Dawud no. 5026]
Tidur di lantai dengan beralaskan kasur yang tidak tebal
Ada berbagai alasan sebenernya keanapa orang orang yang mengalami gangguan ghaib, saya sarankan untuk tidur di lantai dengan beralaskan kasur yang tidak tebal. Ini dikarenakan berdasar pengalaman lampau, jin itu tidak bisa menjejakkan kakinya di tanah pada alam manusia. Meraka selalu bergerak dengan melayang. Sepertinya ini karena bumi itu bermuatan negatif (-) alias grounding. Dan jin sendiri itu sendiri energinya juga negatif (-). Jadi ibarat magnet maka yang bermuatan sama akan saling tolak menolak. Sebenarnya dari pengetahuan ini, akan terbongkar juga rahasia kenapa jika kita masuk ke kuburan disunnahkan untuk tidak memakai sandal atau alas kaki.
Hadits dari Basyir bin Ma’bad -sahabat yang telah ma’ruf dengan nama Ibnul Khososiyah-, ia berkata, “Pada suatu hari saya berjalan bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba beliau melihat orang yang berjalan di areal pemakaman dalam keadaan memakai sandal, maka beliau menegurnya,
“Wahai orang yang memakai sandal, celaka engkau, lepaskan sandalmu!” Orang tersebut lantas melongok dan ketika ia tahu bahwa yang menegur adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia mencopot sandalnya.” Hadits ini dikeluarkan oleh Abu Daud dan An Nasai dengan sanad yang hasan.
[HR. Abu Daud no. 3230 dan An Nasai no. 2050. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih].
Kuburan seperti kita ketahui merupakan tempat yang angker, dimana banyak jin qarin dari manusia yang dikubur berkumpul di sana. Jika kita tidak memakai sandal saat masuk kuburan, maka secara otomatis tubuh kita akan melakukan grounding alias juga ikut bermuatan negatif. Oleh karena itu jin yang juga memunyai energi negatif tidak akan bisa mendekati kita atau masuk kedalam tubuh kita atau menempel di tubuh kita.
Dengan cara ini maka kita bisa terhindar dari "ketempelan" atau orang jawa bilang "sawan".
Untuk mengetahui lebih banyak tentang apa itu jin qarin, maka silahkan klik link post:
Sunnah tidur dengan memakai kasur yang tidak tebal juga di contohkan oleh Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
Sayiidatina Hafshah juga pernah ditanya, “bagaimanakah keadaan tempat tidur Rasul?” Ia menjawab, “Kain kasar yang dilipat dua dan dihamparkan sebagai alas, lalu beliau tidur diatasnya. ” Suatu malam aku pernah melipat kain itu menjadi empat lipatan untuk memberi kebaikan kepada beliau -shallallahu 'alaihi wasallam- (agar empuk). Maka ketika pagi datang, beliau bertanya:
“Tempat tidur apakah yang engkau persiapkan untukku malam tadi?”
Aku menjawab, “Itu adalah tempat tidurmu, namun aku telah melipatnya dengan empat lipatan agar engkau tidur lebih nyenyak.”
Beliau (Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam). berkata kepadaku “Engkau kembalikan tempat tidur itu pada keadaannya semula, karena ia menghalangiku menunaikan shalat (tahajud) tadi malam".
(Dari kitab Syamil Tirmidzi)
Lakukan tuntunan sunnah sebelum tidur sesuai Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
Untuk adab tidur dan tuntunan sunnah ini sudah pernah kami ulas panjang lebar. Silahkan buka halaman atau klik post link dibawah ini:
Lakukan tuntunan sunnah ini jika mengalami mimpi buruk
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
إذا رأى أحدكم الرؤيا يكرهها، فليبصق عن يساره ثلاثا وليستعذ بالله من الشيطان ثلاثا، وليتحول عن جنبه الذي كان عليه
“Jika kalian mengalami mimpi yang dibenci (mimpi buruk) hendaklah meludah kesebelah kiri tiga kali, dan memohon perlindungan dari Allah dari godaan setan tiga kali, kemudian mengubah posisi tidurnya dari posisi semula.”
(HR. Muslim)
Dalam hadis lain Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
وإن رأى ما يكره فليتفل عن يساره ثلاثا وليتعوذ بالله من شر الشيطان وشرها، ولا يحدث بها أحدا فإنها لن تضره
“Ketika kalian mengalami mimpi buruk, hendaknya meludah ke kiri tiga kali, dan memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan dan dari dampak buruk mimpi. Kemudian,
jangan ceritakan mimpi itu kepada siapapun, maka mimpi itu tidak akan memberikan dampak buruk kepadanya.” (HR. Muslim)
Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, ada seorang Arab badui datang menemui Nabi kemudian bertanya, “Ya rasulullah, aku bermimpi kepalaku dipenggal lalu menggelinding kemudian aku berlari kencang mengejarnya”. Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada orang tersebut, “Jangan kau ceritakan kepada orang lain ulah setan yang mempermainkan dirimu di alam mimpi”. Setelah kejadian itu, aku mendengar Nabi menyampaikan dalam salah satu khutbahnya, “Janganlah kalian menceritakan ulah setan yang mempermainkan dirinya dalam alam mimpi”
(HR Muslim)
Menutup aurat dan berhijab sesuai tuntunan Rosulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
“Hai anak Adam, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian utk menutup auratmu & pakaian indah utk perhiasan. & pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.”
(QS. Al-A’raaf: 26)
“Hai Nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu & isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah utk dikenal, karena itu mereka tak di ganggu. & Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
(QS. Al-Ahzab: 59)
Lakukan ruqyah mandiri rutin minimal sehari sekali
Untuk tata cara ruqyah mandiri sudah kami bahas tuntas. Silahkan klik link post ini untuk mengetahuinya:
Dan tentu saja selain tuntunan sunnah diatas, maka ibadah wajib seperti sholat fardhu jangan ditinggalkan. Serta berupaya semaksimal mungkin untuk mematuhi segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. InsyaAllah maka kita akan mendapat kebaikan di dunia dan di akhirat.