Tampilkan postingan dengan label Sholat_Sunnah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sholat_Sunnah. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 05 Maret 2016

Panduan Cara Sholat Gerhana Matahari dan Bulan

Gerhana matahari dan gerhana bulan adalah dua tanda tanda dari sekian banyak kebesaran Allah jallat `azhamatuhu. Dua tanda ini seharusnya menjadikan kita manusia menjadi berfikir bahwa kekuasaan dan kebesaran Allah yang tiada batas. Dan semestinya kita menjadi tunduk dan berserah diri menyembah kepada Pencipta kita.
Baca juga: Tanamkan Pada Anak Rasa Takut Pada Allah

Panduan Cara Sholat Gerhana Matahari dan Bulan berserta dalil sesuai Al Quran dan Hadist




Gerhana Matahari dan Bulan Dalam Al Quran dan Hadist (Islam)

Allah berfirman (yang artinya):
”Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan bulan. Janganlah kaliann sujud (menyembah) matahari maupun bulan, tapi bersujudlah kepada Allah yang menciptakannya, jika memang kalian beribadah hanya kepada-Nya.” (QS. Fushshilat: 37)
Baca juga: Tafakur Alam dan Tadabur Penciptaan Alam Semesta

Sahabat Abu Musa al-Asy’ari radhiallahu ’anhu mengatakan, Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, ”Tanda-tanda ini, yang Allah tampakkan, bukanlah terjadi karena kematian atau kelahiran seseorang. Namun dengannya Allah memberikan rasa takut kepada hamba-hamba-Nya. Maka apabila kalian melihat salah satu darinya, bersegeralah untuk berdzikir, berdoa kepada-Nya dan memohon ampunan-Nya.” (HR. Al-Bukhori no. 1059)
Baca juga: 7 tanda kebahagiaan di dunia

Saat terjadi gerhana matahari dan bulan kita harus melakukan sholat

Dari sahabat al-Mughirah bin Syu’bah, bahwa Rasulullah Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

{إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ, وَلاَ لَحِيَاتِهِ, فَإِذَا رَأَيْتُمُو هُمَا فَادْ عُوا اللهَ وَصَلُّوا حَتَّى تَنْكَشِفَ}

”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat (tanda) di antara ayat-ayat Allah. Tidaklah terjadi gerhana matahari dan bulan karena kematian seseorang atau karena hidup (lahirnya) seseorang. Apabila kalian melihat (gerhana) matahari dan bulan, maka berdoalah kepada Allah dan sholatlah hingga tersingkap kembali.” (HR. Al-Bukhari no. 1043, dan Muslim no. 915)

Tata cara sholat gerhana matahari dan bulan

  • Berniat dalam hati untuk sholat gerhana karena Allah ta’ala, melafazkannya termasuk bid’ah (mengada-ada dalam agama)
  • Takbiratul ihram.
  • Membaca istiftah, ta’awwudz, dan basmalah secara pelan.
  • Membaca Al-Fatihah dan surat lain secara keras, dan hendaklah memanjangkan bacaan, yaitu memlih surat yang panjang.
  • Bertakbir lalu ruku’ dan memanjangkan ruku’, yaitu membaca bacaan ruku’ dengan mengulang-ngulangnya.
  • Kemudian bangkit dari ruku’ seraya mengucapkan, ”Sami’allahu liman hamidah,” jika badan sudah berdiri tegak membaca, ”Rabbana walakal hamdu.”
  • Setelah itu tidak turun sujud, namun kembali membaca Al-Fatihah dan surat panjang, akan tetapi lebih pendek dari yang pertama.
  • Bertakbir lalu ruku’ dengan ruku’ yang panjang, namun lebih pendek dari ruku’ yang pertama.
  • Kemudian bangkit dari ruku’ seraya mengucapkan, ”Sami’allahu liman hamidah,” jika badan sudah berdiri tegak membaca, ”Rabbana walakal hamdu.” Dan hendaklah memanjangkan berdiri I’tidal ini
  • Bertakbir lalu sujud dengan sujud yang panjang, yaitu dengan mengulang-ngulang bacaan sujud.
  • Kemudian bangkit untuk duduk di antara dua sujud seraya bertakbir, lalu duduk iftirasy dan hendaklah memanjangkan duduknya.
  • Kemudian sujud kembali seraya bertakbir dan hendaklah memanjangkan sujud, namun lebih pendek dari sujud sebelumnya.
  • Bangkit ke raka’at kedua seraya bertakbir, setelah berdiri untuk rakaat kedua maka lakukanlah seperti pada raka’at yang pertama, namun lebih pendek dari raka’at yang pertama
  • Kemudian duduk tasyahhud, membaca shalawat, dan salam ke kanan dan ke kiri.
Baca juga: Tata Cara Tayammum Nabi Muhammad SAW
Baca juga: Tata Cara mandi Wajib mandi besar Mandi Junub

Waktu disyari'atkan melakukan sholat gerhana

Waktu melakukan sholat gerhana adalah selama terjadinya gerhana, apabila gerhana telah selesai sedang sholatnya belum selesai maka hendaklah sholatnya dipendekkan dan tetap disempurnakan, namun tidak lagi dipanjangkan (Lihat Majmu’ Fatawa wa Rosaail Asy-Syaikh Ibnil ‘Utsaimin rahimahullah: 8241).

Jika sholat gerhana sudah selesai tetapi gerhana belum juga selesai

Apabila sholat selesai namun gerhana belum selesai maka tidak disyari’atkan untuk mengulang sholatnya, tapi hendaklah melakukan sholat sunnah yang biasa dikerjakan, atau memperbanyak dzikir dan do’a sampai gerhana selesai (Lihat Majmu’ Fatawa wa Rosaail Asy-Syaikh Ibnil ‘Utsaimin rahimahullah: 9241).
Baca juga: keutamaan dzikir setelah sholat subuh

Disyari'atkan melakukan sholat gerhana di masjid

Disyari’atkan untuk melakukannya secara berjama’ah di masjid. Dan dibolehkan untuk melakukannya di rumah, namun lebih baik di masjid (Lihat Majmu’ Fatawa wa Rosaail Asy-Syaikh Ibnil ‘Utsaimin rahimahullah: 4041, 5041).
Baca juga: Ummu Mahjan-Surga Bagi Pecinta Masjid

Seruan saat sholat gerhana

Disunnahkan menyeru manusia untuk sholat dengan ucapan, “Ash-Sholaatu Jaami’ah.” Tidak ada adzan dan iqomah untuk sholat gerhana selain seruan tersebut, dan boleh diserukan berulang-ulang (Lihat Majmu’ Fatawa wa Rosaail Asy-Syaikh Ibnil ‘Utsaimin rahimahullah: 2241).
Baca juga: Menirukan Adzan dan Doa Sesudah Adzan

Hukum jika waktu sholat gerhana bersamaan dengan sholat wajib

Apabila bertemu waktu sholat wajib dan sholat gerhana maka didahulukan sholat wajib (Lihat Majmu’ Fatawa wa Rosaail Asy-Syaikh Ibnil ‘Utsaimin rahimahullah: 9931).

Boleh mengerjakan sholat gerhana meski di waktu-waktu terlarang, karena pendapat yang kuat insya Allah, yang terlarang hanyalah sholat-sholat sunnah mutlak, yang tidak memiliki sebab (Lihat Majmu’ Fatawa wa Rosaail Asy-Syaikh Ibnil ‘Utsaimin rahimahullah: 0341, 1341).

Jika ma'mum ketinggalan roka'at saat sholat gerhana berjamaah di masjid

Apabila makmum tidak mendapatkan ruku’ yang pertama maka ia tidak mendapatkan raka’at tersebut, hendaklah ia menyempurnakannya setelah imam salam dengan raka’at yang sempurna, yaitu tiap raka’at terdiri dari dua ruku’ (Lihat Majmu’ Fatawa wa Rosaail Asy-Syaikh Ibnil ‘Utsaimin rahimahullah: 9141).

Semoga artikel Panduan Cara Sholat Gerhana Matahari dan Bulan ini bermanfaat. Barokallahu fiikum..

Selasa, 26 Januari 2016

Hukum Wanita Mengikuti Jenazah Mayit Jenajah

Banyak yang bertanya apakah hukum jika wanita mengikuti atau mengantarkan jenasah atau mayit sampai ke kuburan. Nah pada kesempatan kali ini akan kami berikan dalil dari Rasulullah shollalahu alaihi wassalam.

Dari Ummu 'Athiyyah -semoga Allah meridhainya-, dia berkata:
نُهِينا عن اتباع الجنائز ولم يعزم علينا
(متفق عليه)
"Kami dilarang mengikuti jenazah, dan hal itu tidak diperintahkan kepada kami ." (Hadits muttafaq 'alaihi)
Hukum Wanita Mengikuti Jenazah Mayit Jenajah

Doa Sholat Mayit Jenasah Jenajah Laki Perempuan Anak

Doa Sholat Mayit Jenasah Jenajah sesuai yang di contohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam akan kami berikan pada post kali ini. Doa jika mayit atau jenasah nya laki laki maka akan berbeda dengan doa jika jenasah atau mayitnya perempuan atau anak anak. Mari kita simak bersama sama:
Doa Sholat Mayit Jenasah Jenajah Laki Perempuan Anak



 Do'a yang diucapkan oleh orang yang melakukan shalat jenazah pada takbir KETIGA
(Do'a yang disyari'atkan)
Dari Abu Hurairah -semoga Allah meridhainya-, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat jenazah, beliau berdo'a:

اَللّٰهمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا، وَصَغِيرِنَا وَكَبِيرِنَا، ذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا، شَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا.
اَللّٰهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى الإِيمَان وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى الْإِسْلامِ.
اَللّٰهُمَّ لا تَحْرِمْنَا أَجرَهُ وَلا تُضِلَّنَا بَعْدَهُ.
(أخرجه أبو داود في السنن)

"Allahummaghfir lihayyinaa wa mayyitinaa, wa shaghiirinaa wa kabiirinaa, dzakarinaa wa untsaanaa, syaahidinaa wa ghaa-ibinaa.
Allahumma man ahyaytahu minnaa fa ahyihi 'alal iimaan, wa man tawaffaytahu minnaa fatawaffahu 'alal islaam.
Allahumma laa tahrimnaa ajrahu wa laa tudhillanaa ba'dahu."
(Ya Allah, ampunilah orang yang hidup di antara kami dan orang yang mati di antara kami, ampunilah orang muda di antara kami dan orang tua di antara kami, ampunilah orang laki-laki di antara kami dan orang perempuan di antara kami, ampunilah orang yang hadir di antara kami dan orang yang tidak hadir di antara kami.
Ya Allah, siapa yang Engkau hidupkan di antara kami maka hidupkanlah dia dalam Iman, dan siapa yang Engkau wafatkan di antara kami maka wafatkanlah dia dalam Islam.
Ya Allah, janganlah Engkau haramkan pahala untuk kami dan jangan sesatkan kami setelahnya).

Dari 'Auf bin Malik, dia berkata: Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat jenazah, beliau berdo'a:

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْه،ُ وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَد،ِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقّيْتَ الثَّوْبَ الْأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلًا خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ
(أخرجه مسلم).

"Allahummaghfir lahu warhamhu wa 'aafihi wa'fu 'anhu, wa akrim nuzulahu wa wassi' madkhalahu, waghsilhu bil maa-i wats tsalji wal baradi, wa naqqihi minal khathaayaa kamaa naqqaytats tsaubal abyadha minad danas, wa abdilhu daaran khairan min daarihi, wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, wa adkhilhul jannah wa a'idzhu min 'adzaabil qabri wa 'adzaabin naar."
(HR. Muslim)
(Ya Allah, ampunilah dia, sayangilah dia, selamatkanlah dia, dan ma'afkanlah dia, muliakanlah tempat persinggahannya, lapangkanlah tempat masuknya (kuburannya), bersihkanlah dia dengan air, salju, & air dingin, sucikanlah dia dari kesalahannya sebagaimana Engkau mensucikan pakaian putih dari kotoran, gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, istri yang lebih baik dari istrinya, masukkanlah dia ke dalam surga, lindungilah dia dari siksa kubur & siksa neraka).

اَللّٰهُمَّ افْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ وَنَوِّرْ لَهُ فِيهِ.
(مصنَّف ابن أبي شيبة)

"Allahummafsah lahu fii qabrihi wa nawwir lahu fiihi."
(Hadits ini terdapat pada kitab Mushannaf Ibnu Abi Syaibah).
(Ya Allah, luaskanlah baginya di dalam kuburannya, dan berilah dia cahaya di sana).

Jika Jenazahnya perempuan, maka ucapkanlah:
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا ...
"Allahummaghfir lahaa warhamhaa wa 'aafihaa wa'fu 'anhaa ..."

Jika Jenazahnya banyak, maka ucapkanlah:
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لَهُمْ وَارْحَمْهُمْ وَعَافِهِمْ وَاعْفُ عَنْهُمْ ...
"Allahummaghfir lahum warhamhum wa 'aafihim wa'fu 'anhum ..."

Jika jenazah anak kecil, maka ucapkanlah do'a:
اَللّٰهُمَّ اجْعَلْهُ لَنَا فَرَطًا وَسَلَفًا وَأَجْرًا
(رواه البخاري)
"Allahummaj'alhu lanaa farathan wa salafan wa ajran."
(Ya Allah, jadikanlah anak ini sebagai tabungan, pendahulu & pahala bagi kami).
bersambung ke Hukum Wanita Mengikuti Jenazah Mayit Jenajah

Keutamaan menghadiri menshalati mayit/jenasah

Keutamaan menghadiri kemudian menshalatkan dan mengantarkan mayit/jenasah/jenajah ke dalam peristirahatannya yang terakhir adalah sangat di anjurkan dalam islam. pada pos kali ini akan kami berikan secara besambung tata cara atau panduan dalam tata cara shalat mayit/jenasah/jenajah kemudian doa doa yang di contohkan oleh Rasulullah shollalahu alaihi wassalam dalam mendoakan mayit/jenasah/jenajah tersebut. Jika ada salah satu saudara muslim di antara kita meninggal maka kita sebagai muslim dianjurkan dengan sangat untuk menghadirinya.  Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"من شهد جنازة حتى يصلَّى عليها فله قيراط، ومن شهدها حتى تُدفَن فله قيراطان". قيل: وما القيراطان؟ قال: "مثل الجبلين العظيمين". (متفق عليه، واللفظ للبخاري).
"Barangsiapa menghadiri jenazah dan menyolatkannya maka dia mendapatkan (pahala) satu qirath, dan barangsiapa menghadiri jenazah, (dan menyolatkannya), sampai jenazah dikuburkan maka dia mendapatkan (pahala) dua qirath." Beliau ditanya: Apakah yang dimaksud dengan dua qirath? Beliau menjawab: "Yaitu seperti dua gunung yang besar." [hadits muttafaq 'alaihi, dengan lafazh Al-Bukhary].

Keutamaan menghadiri menshalati mayit/jenasah




Tata cara Shalat Mayit/jenazah/jenajah

Bertakbir dengan empat kali takbir, dan mengangkat tangan pada setiap kali takbir, menurut pendapat yang kuat.
Bertakbir pada takbir yang PERTAMA, lalu berta'awwudz (membaca A'udzubillahi minasy syaithanir rajim), kemudian membaca surat Al-Fatihah, tanpa membaca do'a iftitah, menurut pendapat yang kuat.
Bertakbir pada takbir yang KEDUA, lalu membaca shalawat nabi, dengan bacaan:

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهٍيمَ
وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

"Allahumma shalli 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kama shallaita 'alaa Ibraahiim wa 'alaa aali Ibraahiim
Wa baarik 'alaa Muhammad wa 'alaa aali Muhammad kamaa baarakta 'alaa Ibraahiim wa 'alaa aali Ibraahiim, innaka Hamiidun Majiid."
(Ya Allah, berilah shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberikan shalawat kepada Ibraahiim dan keluarga Ibraahiim
Ya Allah, berkahilah Muhammad dan keluarga Muhammad sebagaimana Engkau telah memberkahi Ibraahiim dan keluarga Ibraahiim, Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia).
Bertakbir pada takbir yang KETIGA, kemudian membaca do'a:

"اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ ..."

"Allahummaghfir lahu warhamhu ..."
(Ya Allah, ampunilah dia, sayangilah dia ...)
Nanti akan dijelaskan tentang do'a ini secara terperinci.
Bertakbir pada takbir yang KEEMPAT, lalu diam sebentar, kemudian salam ke kanan dengan satu kali salam.
Atau bisa juga (sebelum salam) melanjutkanya dengan berdo'a:

"رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ"

"Rabbanaa aatinaa fiddun-yaa hasanatan wa fil-aakhirati hasanatan wa qinaa 'adzaaban naar."
(Ya Allah, berikanlah kepada kami di dunia ini kebaikan, dan di akhirat kebaikan, serta jagalah kami dari siksa neraka).
bersambung ke Doa Sholat Mayit Jenasah Jenajah Laki Perempuan Anak 

Sabtu, 25 Juli 2015

Saat Lupa dan Ragu dalam Shalat

Sering terjadi orang yang sedang mengerjakan shalat itu lupa atau ragu baik bacaannya atau gerakannya. Bahkan sering terjadi lupa jumlah raka'atnya, ada yang kurang dan ada yang lebih rakaatnya. Ada dua cara menanggulangi terjadinya lupa di dalam shalat.

Cara bagi shalat sendirian (munfarid):

  • Apabila lupa atau ragu bacaannya, hendaknya diulang dan diperbaiki bacaannya.
  • Apabila lupa dan ragu gerakannya, maka teruskan mana yang lebih mantap hatinya.
  • Apabila terjadi lupa atau ragu jumlah rakaatnya, pilihlah yang lebih yakin, boleh pilih yang sedikit dan boleh pilih yang banyak.
  • Semua keraguan dan kelupaan dalam shalat ditutup dengan sujud sahwi, sujud sahwi dilakukan sebelum salam.



  • Jumat, 24 Juli 2015

    Tata Cara Sholat Jenazah Dan Doanya

    Syarat syarat shalat jenazah:
    • Shalat jenazah sama halnya dengan shalat yang lain, yaitu harus menutup aurat, suci dari hadast besar dan kecil, suci badan, pakaian dan tempatnya serta menghadap ke kiblat.
    • Mayit sudah dimandikan dan dikafani.
    • Letak mayit sebelah kiblat orang yang menyalatinya, kecuali kalau shalat dilakukan di atas kubur atau shalat ghaib



    Rukun dan cara mengerjakan shalat jenazah

    Selasa, 14 Juli 2015

    Tata Cara Sholat Dhuha dan doa nya

    Nah, pada kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai doa sholat dhuha. Mengerjakan sholat dhuha ini hukumnya adalah sunnat muakad. Yaitu sunnat yang sangat dianjurkan untuk mengerjakan. Berikut ini adalah beberapa dalil dalil mengenai sholat dhuha.





    Telah berkata Abu Hurairah : Kekasih saya, (Nabi Muhammad SAW) telah berwasiat tiga perkara kepada saya, yaitu puasa tiga hari tiap tiap bulan, sholat dhuha dua rakaat , dan sholat witir sebelum tidur. (HR. Bukhari dan HR. Muslim),
    Ada orang bertanya kepada ‘Aisyah : Adakah RasúIullh SAW sembahyang dhuha’ ? Jawabnya : Ada, empat rakaat, dan terkadang ia tambah seberapa yang dikehendaki oleh Allah (HR. Muslim).
    Telah berkata Ummu Hani’ : Rasulullah SAW pernah pergi mandi, dan dilindungi oleh Fathimah, kemudian ia ambil kainnya, lalu berselimut dengan itu, kemudian ia sholat delapan rakaat, sholat dhuha (HR.. Bukhari dan HR. Muslim).
    Telah berkata Abú Sa’ied : Rasulullah SAW pernah sholat dhuha, hingga kami sangka yang ia tidak akan tinggalkan ; dan Rasulullah biasa pula tinggalkan, hingga kami sangka yang ia tidak akan kerjakan . (HR Tarmidzi ).

    Menurut pendapat Imam Jalal Suyuthi dalam Hawsyil Khothiib, surat pendek yang dilafadzkan pada saat sholat dhuha yaitu surat Asy Syamsi pada rakaat pertama dan surat Ad Dhuha pada rakaat ke dua.

    Sedangkan menurut pendapat Ibnu Hajar dan Imam Ramli yang juga sama kuatnya adalah membaca surat Al-Kafirun pada rakaat pertama dan surat Al-Ikhlash pada rakaat ke dua.

    Dari kedua pendapat tersebut maka para ulama setuju pada rakaat pertama sebaiknya membaca surat Asy-Syamsi dan Al-Kafirun pada rakaat kedua, 

    Kemudian untuk 2 rakaat selanjutnya, sebaiknya membaca ad-Dhuha pada rakaat pertama dan al-Ikhlash pada rakaat ke dua. Sedangkan untuk rakaat-rakat selanjutnya, sebaiknya membaca surat al Kafirun pada rakaat pertama dan al Ikhlash pada rakaat ke dua.

    Artikel Terbaru